Dark Mode Light Mode

Djamila Azzouz: Tumbuh, Tur, dan Akhir Ithaca

Ithaca: Akhir Sebuah Era Metalcore yang Mengguncang

Dunia musik metalcore baru saja kehilangan salah satu berliannya. Setelah 13 tahun menggebrak panggung dengan musik yang penuh energi dan chaos, Ithaca resmi mengumumkan perpisahan mereka di tahun 2025. Kabar ini tentu saja menjadi pukulan telak bagi skena metal di Inggris, namun warisan yang ditinggalkan oleh band ini sangatlah besar. Dua album spektakuler, "The Language Of Injury" (2019) dan "They Fear Us" (2022), serta penampilan live yang tak terlupakan, termasuk insiden "penyanderaan" mereka, telah mengukir nama Ithaca dalam sejarah musik cadas.

Pertanyaan besar yang muncul adalah, "Apa yang membuat Ithaca memutuskan untuk berpisah?" Jawabannya ternyata cukup klasik: masalah finansial. Kesuksesan yang diraih Ithaca dengan album terakhir mereka memang luar biasa, namun untuk mencapai level berikutnya, mereka harus berkorban lebih banyak dari yang bisa mereka lakukan. Mungkin jika mereka memulai karir di usia 20-an, pengorbanan itu bisa dilakukan. Namun, di usia mereka saat ini, Ithaca merasa tidak bisa lagi memberikan waktu dan energi yang pantas untuk band dan penggemar mereka.

Kenangan yang Takkan Lekang

Bagi Djamila Azzouz, sang vokalis, perpisahan ini membawa banyak emosi. Ia mengaku merasakan kesedihan sekaligus kelegaan. Ia juga teringat band-band lain yang pernah membuatnya patah hati saat bubar, seperti My Chemical Romance. Dan yang paling membekas adalah Beecher, band metalcore yang dianggapnya sangat underrated. Mereka punya potensi besar, namun sayangnya tidak pernah mencapai puncak kesuksesan.

Djamila juga mengenang bagaimana pentingnya komunitas musik bagi perkembangan dirinya dan band-band metal Inggris lainnya. Ia merindukan acara-acara musik bawah tanah yang menjadi tempat berkumpul dan bertumbuh para musisi muda. Tempat di mana ketegangan antara band dan penonton bisa pecah menjadi satu. Ia khawatir apakah generasi sekarang masih punya wadah serupa.

Peran Generasi Muda dan Tantangan Kekinian

Generasi Z dan Milenial memang punya cara sendiri dalam menikmati musik. Mereka lebih suka live streaming, mengikuti tren di media sosial, dan membuat konten yang kreatif. Namun, apakah mereka masih punya waktu untuk menikmati keseruan "jadul" seperti minum minuman keras di lapangan?

Djamila juga teringat album terakhir Ithaca. Ini adalah sebuah lagu yang diyakininya dapat merangkum semua musik, emosi, serta sentimen yang telah Ithaca tulis selama bertahun-tahun.

PizzaGate dan Lagu yang Meledak

Salah satu kenangan tur yang paling berkesan bagi Djamila adalah insiden "pizzagate". Kejadian konyol di mana gitaris mereka, Sam Chetan-Welsh, lupa meletakkan pizza di atas van dan akhirnya menabrak pohon. Akibatnya, tur mereka dibatalkan.

Ketika ditanya lagu mana yang ingin diingat oleh penggemar, Djamila menjawab, "They Fear Us." Lagu itulah yang menjadi pembuka era album yang paling berkesan. Atau, jika kamu adalah penggemar setia, mungkin kamu akan selalu mengingat cover Hatebreed mereka yang (sangat) buruk.

Masa Depan Musik Metalcore

Perpisahan Ithaca memang menyedihkan, namun warisan yang mereka tinggalkan akan terus hidup dalam musik. Ingatlah selalu bahwa musik metalcore adalah tentang energi, kekacauan, dan semangat untuk terus maju. Tetaplah dukung band-band metalcore lainnya, jangan pernah berhenti mencari musik baru, dan jangan takut untuk menjadi diri sendiri.

Ithaca akan tampil di ArcTanGent pada bulan Agustus. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan penampilan terakhir mereka. Dan jangan lupa pesan majalah Metal Hammer terbaru yang menampilkan Spiritbox di sampulnya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Shiny Ungkap Alasan Merek Beralih ke Produksi Langsung: Implikasi di Diskusi Awal Tahun

Next Post

RI Tegaskan Pentingnya Pembangunan Infrastruktur Merata untuk Indonesia