Dark Mode Light Mode

Denpasar Berusia 237 Tahun: Perayaan Kota Bali yang Memukau

Denpasar: Kota Tua yang Menolak Tua (Tapi Kok Masalahnya Itu-Itu Saja?)

Siapa yang menyangka, di tengah hiruk pikuk Bali yang terkenal dengan keindahan alam dan pariwisatanya, ada sebuah kota yang merayakan ulang tahun ke-237? Ya, Denpasar, sang ibu kota provinsi Bali, baru saja merayakan hari jadinya. Sebuah perayaan yang seharusnya menjadi momen refleksi, bukan hanya sekadar seremoni belaka. Tapi, kira-kira apa saja yang sebenarnya terjadi di balik gegap gempita perayaan tersebut?

Sebagai gubernur Bali, Wayan Koster hadir sebagai inspektur upacara. Dalam pidatonya, beliau dengan lantang memuji pentingnya Denpasar sebagai pusat pemerintahan dan denyut nadi Bali. Sebuah pernyataan yang tentu saja klise, namun tetap menjadi pengingat bahwa kota ini adalah jantung dari segala aktivitas di Pulau Dewata. Tapi, apakah pujian-pujian itu sudah sejalan dengan realita yang ada? Pertanyaan ini yang perlu kita jawab bersama.

Koster menekankan bahwa pembangunan Denpasar membutuhkan dukungan dari semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, pejabat daerah, hingga seluruh elemen masyarakat. Tentu saja, ini adalah seruan yang patut diapresiasi. Namun, mari kita lihat lebih jauh. Apakah dukungan tersebut hanya sebatas kata-kata manis di atas podium, atau sudah terwujud dalam tindakan nyata?

Tema perayaan kali ini adalah "Bergerak Bersama Menuju Denpasar Maju". Sebuah tema yang cukup ambisius, tapi juga penuh dengan potensi. Tapi maju seperti apa? Apakah maju dalam hal infrastruktur, ekonomi, atau justru maju dalam hal… kemacetan dan sampah? Jangan sampai tema ini hanya menjadi slogan kosong belaka.

Pemerintah provinsi berkomitmen untuk menyelaraskan pembangunan Denpasar dengan kerangka pembangunan Bali 2025-2030. Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menjadi landasan utama, yang bertujuan menjaga kesucian dan keharmonisan alam serta masyarakat Bali. Sebuah visi yang mulia, namun seringkali terasa seperti utopia jika melihat realitas pembangunan yang tak jarang justru merusak alam.

Visi ini juga merupakan bagian dari Arah Pembangunan Bali 100 Tahun (2025-2125). Ini didukung oleh Peraturan Pemerintah Provinsi Bali No. 4 Tahun 2023 dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali. Sebuah rencana jangka panjang yang patut kita acungi jempol. Namun, jangan sampai rencana-rencana besar ini hanya menjadi tumpukan dokumen yang tak pernah dieksekusi.

Sampah, Macet, dan Masalah Klasik Lainnya: Kapan Berakhir?

Koster mengakui bahwa ada beberapa isu krusial yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Denpasar. Mulai dari sampah, kemacetan, ketersediaan air bersih, banjir, keamanan, infrastruktur, transportasi, ekosistem alam, budaya, masalah sosial, hingga peningkatan angka kriminalitas. Waduh, kok kayaknya daftarnya nggak ada habisnya ya?

Beliau berjanji akan mengambil pendekatan langsung untuk mengatasi masalah-masalah ini. Sebuah janji yang patut ditagih. Kita tunggu saja, apakah pendekatan langsung ini akan memberikan hasil yang signifikan, atau hanya menjadi angin lalu?

Gubernur juga mengungkapkan rencana-rencana mendesak yang akan dilaksanakan dalam 100 hari pertama masa jabatannya. Kita berharap rencana-rencana ini bukan sekadar janji manis di awal masa jabatan, tapi betul-betul konkret dan berdampak positif bagi masyarakat Denpasar. Masa iya sih, 100 hari nggak ada perubahan sama sekali?

Jangan Sampai Ulang Tahun Cuma Jadi Pesta Kemeriahan Sesaat Saja

Ulang tahun Denpasar seharusnya bukan hanya sekadar perayaan seremonial. Ini adalah momen yang tepat untuk mengevaluasi. Apa saja yang sudah dicapai, dan apa saja yang masih menjadi PR. Jangan sampai perayaan ini hanya menjadi pesta kemeriahan sesaat, tanpa ada perubahan signifikan yang dirasakan masyarakat.

Pemerintah harus lebih serius dalam menangani isu-isu krusial yang disebutkan di atas. Jangan hanya fokus pada pembangunan fisik, tapi juga perhatikan kualitas hidup masyarakat. Jangan sampai Denpasar menjadi kota yang maju secara materi, namun ketinggalan dalam hal moral dan sosial.

Harapan untuk Denpasar: Lebih dari Sekadar Janji Manis

Kita berharap, ulang tahun Denpasar ke-237 ini menjadi momentum penting untuk perubahan yang lebih baik. Kita ingin melihat Denpasar menjadi kota yang nyaman, aman, bersih, dan berbudaya. Sebuah kota yang mampu menyeimbangkan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.

Semoga, janji-janji yang diucapkan bisa diwujudkan dalam tindakan nyata. Bukan hanya sekadar slogan di spanduk-spanduk perayaan, tapi betul-betul dirasakan oleh seluruh masyarakat Denpasar. Mari kita kawal bersama, agar Denpasar benar-benar menjadi kota yang maju, bukan hanya di atas kertas, tapi juga dalam realitas kehidupan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Pink Floyd di Pompeii MCMLXXII: Konser Live di Bioskop Musim Semi

Next Post

Atelier Resleriana: Kabar Gembira! Babak Baru dan Karakter Baru Akan Segera Hadir