Dark Mode Light Mode

Dana Kekayaan Negara Arab Saudi Akan Membeli Pokémon Go, Implikasi Bagi Ekonomi Indonesia

Siapa yang sangka, dunia Augmented Reality (AR) yang penuh Pikachu dan game seru lainnya kini punya pemilik baru yang bikin geleng-geleng kepala. Mari kita bahas lebih lanjut, guys!

Fenomena Akuisisi: PIF dan Dunia Gaming

Pada dunia gaming yang terus berkembang, berita terbaru yang cukup menggemparkan datang dari Arab Saudi. Dana investasi negara (Sovereign Wealth Fund) mereka, Public Investment Fund (PIF), telah mengumumkan akuisisi divisi gaming dari Niantic, perusahaan pengembang yang berbasis di San Francisco. Nilai akuisisi ini mencapai angka yang fantastis, sekitar $3,5 miliar atau setara dengan… banyak, deh! Kalian bisa bayangin kan seberapa besar duitnya?

Akuisisi ini bukan hanya sekadar angka, tapi juga menandai langkah besar PIF dalam merambah industri game global. Niantic sendiri dikenal berkat dua game hits mereka: Pokémon Go dan Monster Hunter Now. Kedua game ini, khususnya Pokémon Go, punya basis pemain yang sangat besar di seluruh dunia. Kabarnya, dulu pernah ada peak pemain aktif bulanan hingga 232 juta orang, wow!

Game Pokémon Go sendiri diluncurkan pada tahun 2016. Ini adalah hasil kolaborasi antara Niantic dengan The Pokémon Company dan Nintendo, sebuah kombinasi yang powerful. Meskipun jumlah pemain aktif saat ini sekitar 30 juta orang, potensi game ini masih sangat besar. Apalagi dengan game baru yang terus bermunculan, industri game memang tak pernah surut, bro.

“Saya tidak akan mengatakan bahwa Pokémon Go akan tetap sama, karena selalu menjadi proses yang berkelanjutan,” kata Ed Wu, yang memimpin tim Pokémon Go. “Tetapi bagaimana kami menciptakannya dan mengembangkannya akan tetap tidak berubah, dan saya berharap kami dapat membuat pengalamannya menjadi lebih baik lagi.” Ini menunjukkan bahwa walaupun ada pemilik baru, core value dari game akan tetap dijaga.

Ngomong-ngomong soal PIF, mereka adalah salah satu dana investasi negara terbesar di dunia, guys. Diperkirakan aset mereka mencapai hampir $1 triliun. Didirikan sejak tahun 1971 oleh Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud, PIF digunakan oleh Saudi Arabia buat membiayai perusahaan di dalam negeri, juga berinvestasi di berbagai proyek luar negeri.

Investasi terbaru dari PIF cukup beragam, misalnya klub sepak bola Premier League, Newcastle United, dan juga LIV Golf, yang bahkan bertujuan untuk bersaing dengan PGA Tour. PIF juga punya andil di dunia esports (e-sports) ya, jadi jangan kaget kalau nanti ada banyak event esports keren yang disponsori mereka.

Mengapa Akuisisi Ini Penting?

Akuisisi Niantic menambah daftar panjang investasi PIF di industri game. Sebelumnya, mereka sudah memiliki Scopely melalui perusahaan game mereka, Savvy Games Group. Setelah akuisisi Scopely seharga $4,9 miliar pada tahun 2023, Niantic akan bergabung dengan portofolio mereka. Jadi, PIF semakin serius menggarap dunia gaming secara global.

"Saya sangat percaya kemitraan ini sangat bagus untuk para pemain kami dan merupakan cara terbaik untuk memastikan bahwa game kami memiliki dukungan dan investasi jangka panjang yang dibutuhkan untuk menjadi ‘game selamanya' yang akan bertahan untuk generasi mendatang," kata CEO Niantic, John Hanke. Ini menunjukkan bahwa akuisisi ini diharapkan bisa membawa dampak positif bagi para pemain dan pengembangan game di masa depan

Secara finansial, PIF juga punya kepentingan di beberapa perusahaan game lain, termasuk Nintendo, Electronic Arts, dan Take-Two Interactive. Artinya, mereka tidak hanya fokus pada satu jenis game saja, tapi juga berinvestasi di berbagai sektor dalam industri game. Strategi yang cukup cerdas, ya?

Pada musim panas lalu, Riyadh menjadi tuan rumah Esports World Cup 2024. Event ini adalah pengganti festival esports Gamers8 Federasi Esports Saudi, dan menyertakan hadiah terbesar dalam sejarah esports sebesar $60 juta (sekitar Rp977 milyar). Sebuah angka yang bikin mata melotot!

Keterlibatan Saudi Arabia dalam Olahraga: Lebih dari Sekadar Permainan?

Selain itu, Saudi Arabia juga telah diumumkan sebagai tuan rumah Olympic Esports Games perdana pada tahun 2027, yang akan diselenggarakan oleh Komite Olimpiade Internasional. Mereka juga sedang berusaha keras untuk menjadi tuan rumah FIFA World Cup 2034 untuk pria dan FIFA World Cup 2035 untuk wanita. Jangan kaget kalau nantinya kalian akan lihat game dengan tema olahraga di sana.

Dengan investasi besar-besaran di bidang olahraga dan esports, Saudi Arabia menunjukkan ketertarikan yang sangat besar. Namun, ada juga kritik yang muncul, terutama terkait dengan sportswashing. Sportswashing adalah istilah untuk menggambarkan upaya suatu negara atau perusahaan menggunakan olahraga sebagai alat propaganda untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu negatif.

Dalam kasus Saudi Arabia, investasi PIF di perusahaan olahraga dan penyelenggaraan acara internasional dikritik sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Laporan dari Human Rights Watch bahkan menuduh Saudi Arabia menggunakan turnamen-turnamen ini untuk menghindari kritik, mulai dari pelanggaran HAM hingga perlakuan terhadap komunitas LGBTQ+ dan pembunuhan massal migran. Hmm, cukup tricky ya, guys.

Kesimpulan: Masa Depan Gaming di Tangan PIF

Akuisisi Pokémon Go oleh PIF adalah sebuah langkah besar yang akan mengubah lanskap game global. Dengan investasi besar mereka, kita bisa mengharapkan lebih banyak inovasi, pertumbuhan, dan tentu saja, game yang lebih seru di masa depan. Meski begitu, kita juga perlu memantau bagaimana investasi ini akan berdampak pada berbagai aspek industri game, termasuk isu-isu sosial dan etika. So, mari kita tunggu dan lihat perkembangan selanjutnya!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Prabowo Siapkan Penjara Khusus Koruptor di Pulau Terpencil: Ancaman Bagi Pelaku

Next Post

Brian "Head" Welch Ungkap Alasan Sejati Reuni dengan Korn: Dedikasi untuk Cinta