Siapa sangka, di tengah teriknya matahari jam 2 siang, seorang anak berusia 7 tahun datang sendirian ke Atfa Barbershop. Rambutnya gondrong berantakan, seperti baru bangun dari mimpi buruk. Sambil malu-malu, dia mengungkapkan niatnya untuk cukur rambut. Dengar cerita anak itu yang mengaku tak punya orang tua, Ngatman, pemilik barbershop, merasa hatinya terenyuh.
Kisah ini menjadi awal inspirasi bagi Ngatman untuk memberikan jasa pangkas rambut gratis bagi anak yatim setiap hari Jumat sejak 2020. “Saya tergerak dan memikirkan berapa banyak anak yang membutuhkan jasa saya. Jadi, saya ingin berbagi lebih banyak lagi,” kata Ngatman, mengenang momen yang mengubah arah usahanya.
Tapi, kepedulian Ngatman tidak berhenti di situ. Dia juga menyediakan pelatihan gratis bagi pengangguran yang ingin belajar keterampilan cukur rambut. “Salah satu tantangan dalam usaha ini adalah merekrut karyawan yang andal. Sangat sulit, lho! Kita perlu melatih mereka supaya punya skill yang oke,” jelasnya. Melalui pelatihan ini, Ngatman berkomitmen untuk membantu remaja dan pengangguran agar bisa mandiri.
Pelatihan ini terus berkembang, dan kini Ngatman bekerja sama dengan Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) dan Lembaga Kursus Pelatihan IMMA (LKP IMMA) untuk lebih sering mengadakan pelatihan potong rambut dan barbershop. “Awalnya kita mengajukan proposal ke Disnaker, dan akhirnya diterima. Kini, kita bisa melatih lebih banyak orang,” tambahnya dengan bangga.
Ngatman percaya bahwa program sosial ini bukan hanya bentuk kepedulian, tetapi juga strategi marketing yang jitu. “Dari cukur rambut anak yatim dan pelatihan gratis, banyak yang memberikan apresiasi. Saya yakin ini juga mendatangkan banyak pelanggan ke usaha saya,” ungkapnya dengan percaya diri, seolah sudah memegang rahasia sukses.
Sejak didirikan pada 2018, Atfa Barbershop kini telah berkembang pesat dengan 3 cabang di Kabupaten Kendal. “Cabang pertama di Desa Dempelrejo, cabang kedua di LKP IMMA, dan cabang ketiga di Jalan Raya Kangkung,” jelas Ngatman dengan senyum bangga.
Untuk terus meningkatkan usaha, Ngatman aktif mengikuti pelatihan, termasuk Pertamina UMK Academy tahun 2024. “Saya tahu tentang pelatihan ini dari media sosial dan langsung mendaftar. Dari pelatihan ini, saya belajar banyak hal tentang promosi, digitalisasi, dan layanan pelanggan,” ceritanya dengan antusias.
Brasto Galih Nugroho, Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga, menegaskan bahwa Pertamina UMK Academy adalah bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk meningkatkan taraf ekonomi pelaku usaha mikro kecil. “Kami ingin membantu pelaku UMK memperkuat usaha mereka dan meningkatkan kualitas layanan,” ujarnya.
Ngatman dengan usaha Atfa Barbershop menjadi salah satu peserta inspiratif di Pertamina UMK Academy 2024. “Program ini bukan hanya soal ilmu bisnis, tetapi juga membangun kesadaran sosial di antara pelaku UMK untuk memberdayakan komunitas,” tutup Brasto, seolah menegaskan bahwa sukses tidak hanya tentang diri sendiri.