Yah, beta test Fatal Fury: City of the Wolves udah kelar, guys. Sekarang kita bisa ngobrolin pengalaman, bukan cuma dari sisi teknis, tapi juga serunya gameplay itu sendiri. Jangan khawatir, artikel ini bukan cuma curhat doang, tapi juga penuh dengan analisis dan sedikit guyonan, biar asik dibaca sambil ngopi. Yuk, langsung aja!
Waktunya Bedah Fatal Fury: City of the Wolves!
Minggu yang bikin penasaran, sekaligus bikin frustrasi, akhirnya selesai sudah. Penasaran sama game fighting terbaru SNK ini? Tenang, kami siap bagi-bagi impresi akhir setelah mencoba langsung. Kami ngasih ulasan mendalam mengenai karakter, mekanik, dan beberapa hal yang mungkin perlu diubah sebelum rilis final. Jangan lupa, kami juga punya polling dari komunitas, jadi kalian bisa dapet gambaran lengkap.
Setelah menghabiskan belasan jam dan lebih dari seratus match, kesan pertama memang seru abis. Tapi, jujur aja, di akhir-akhir, tangan udah mulai pegel dan pikiran mulai mumet. Mungkin karena nggak ada training mode, jadi susah banget nge-explore sistemnya secara maksimal.
Perpaduan Klasik dan Modern di Gameplay
Gampangnya sih, game ini kayak perpaduan Garou: Mark of the Wolves, Street Fighter 4, dan Street Fighter 6. Kesannya, game fighting generasi baru dengan sentuhan klasik yang bikin nostalgia. Untungnya, pengalaman bermain kami cukup solid dan memberikan kesan yang mendalam.
Baik dari sisi ofensif maupun defensif, gameplay-nya terasa lebih kompleks dari game fighting modern lainnya. Sistem REV-nya sangat oke dan bikin pemain bisa lebih kreatif berekspresi, jauh lebih baik dari (mungkin) The King of Fighters 11. Ini jelas nilai plus karena memungkinkan pemain untuk berkreasi tanpa batas.
REV Accel itu keren banget, tapi jangan kebablasan. Kalau kepanasan, sama aja kayak burnout di SF6. REV Guard juga keren, tapi butuh frame data buat memaksimalkannya. Tombol REV yang khusus buat block, instant dash, dan short hop juga cukup intuitif walaupun kadang kepencet salah.
REV System: Kunci Gameplay yang Dinamis
REV System adalah inti dari permainan ini. Selain REV Accel yang bikin serangan jadi lebih cepat, ada juga REV Guard yang memungkinkan kalian untuk bertahan lebih baik. Tapi, butuh pemahaman frame data yang mendalam untuk memaksimalkan penggunaannya. Jangan lupa, ada juga REV Blow yang perlu diwaspadai.
REV Accels memang keren dan bikin permainan lebih atraktif. Namun, kalian harus hati-hati karena kalau kebanyakan, nanti overheat, sama kayak burnout di SF6. REV Guard juga keren, tapi butuh frame data buat memaksimalkan penggunaannya.
Tapi, yang agak bikin kesel itu REV Blow. Serangannya keras banget dan susah dihindari, bahkan kalau udah tahu bakal datang. Lompatan juga terasa kuat banget, bikin kita harus sering-sering pakai reversal atau dodge attack buat ngebales serangan.
Hal-hal yang Perlu Diperbaiki dan Penilaian Akhir
Dodge attack, feints, dan brakes nambahin banget variasi dalam gameplay. Sayangnya, feint nggak punya input macro sendiri. Defensif dari Fatal Fury perlu dipelajari lebih dalam lagi. Karakter favorit kami, Hotaru, kurang nendang dari segi damage dan mixup game-nya agak susah dipakai.
Kain, malah, mungkin terlalu bagus, jadi kemungkinan bakal di-nerf. Vox Reaper juga sama, damage-nya gede banget dari light attacks. Karakter lain sih oke-oke aja, kecuali Terry dan Hotaru. Disconnect yang sering, menu yang kurang rapi, dan masalah matchmaking bikin was-was, tapi secara keseluruhan, seru banget mainnya!
Kami masih belum mengeksplor semua kemungkinan di sini. Tapi, secara keseluruhan, kami sangat antusias dengan game ini dan nggak sabar nunggu rilis resminya. Gameplaynya seru, mekaniknya unik, dan karakternya menarik. Ini wajib dicoba buat kalian yang suka game fighting 2D.
Secara pribadi, kami masuk beta test dengan ekspektasi yang nggak terlalu tinggi. Tapi, ternyata, kami malah kecanduan! Gameplay-nya beda banget kalau udah nyobain sendiri.