Siapa sangka, Ratu ponytail ikonik yang baru saja memukau sebagai Glinda pirang di film Wicked, kini muncul dengan penampilan yang bikin pangling? Ya, kita bicara soal Ariana Grande. Setelah mewarnai rambut, mengubah jangkauan vokal, hingga overhaul lemari pakaiannya dengan dominasi warna pink demi peran penyihir baik hati itu, transformasi terbarunya ini benar-benar next level dan sukses membuat kita mengucek mata.
Pada hari Jumat lalu, sang penyanyi merilis sebuah film pendek berjudul Brighter Days Ahead. Film ini dirilis berbarengan dengan versi deluxe dari album terbarunya, Eternal Sunshine. Kehadiran film ini sontak menjadi perbincangan hangat, bukan hanya karena visualnya yang memukau, tetapi juga karena penampilan Ariana yang sama sekali berbeda dari biasanya, menampilkan sisi lain dari sang bintang pop global.
Dalam klip tersebut, Ariana tampil sebagai versi dirinya yang jauh lebih tua. Lengkap dengan riasan prostetik keriput, tangan yang tampak menua, dan wig berwarna salt-and-pepper (abu-abu keperakan), penampilannya jauh dari kesan glamor yang biasa ia tampilkan. Namun, tentu saja, beberapa ciri khasnya tetap disertakan untuk memberi hint bahwa itu memang dirinya (just Ariana's things!).
Lihat saja, tampilan dewasanya ini tetap dilengkapi dengan French manicure yang sempurna, ponytail ikal khasnya (meski kini berwarna abu-abu), dan wardrobe bernuansa pastel yang lembut. Sebuah perpaduan unik antara penuaan realistis dan sentuhan gaya khas Ariana Grande yang tak lekang oleh waktu. Detail ini seolah mengingatkan kita bahwa di balik setiap peran, tetap ada Ariana yang kita kenal.
Namun, karakter utama dalam Brighter Days Ahead sejatinya bukanlah Ariana Grande yang sedang berperan sebagai dirinya di masa depan. Sebaliknya, ia mengambil peran sebagai Peaches, karakter yang sebelumnya juga ia mainkan dalam video musik untuk lagu hitnya, “We Can’t Be Friends (Wait for Your Love).” Tentu saja, ini adalah versi Peaches yang jauh lebih sepuh.
Dalam film ini, Peaches terlihat duduk di kursi roda, mengenakan kardigan rajut beige, rok motif plaid, dan sepatu hak berwarna cokelat muda. Penampilannya menggambarkan sosok lansia yang tengah merefleksikan perjalanan hidupnya. Penggambaran ini menambah lapisan kedalaman pada narasi visual yang dibangun Ariana untuk era Eternal Sunshine-nya.
Film berdurasi 26 menit yang disutradarai oleh Christian Breslauer ini mengisahkan Peaches yang tiba di sebuah institusi bernama Brighter Days Inc. Di sana, ia menjalani prosedur “pemulihan memori tingkat lanjut” atau advanced memory restoration. Teknologi ini memungkinkannya untuk kembali ke masa lalu, terhubung dengan dirinya yang lebih muda, dan menghidupkan kembali kenangan “berharga sekaligus menyakitkan,” menurut deskripsi di YouTube.
Transformasi Mengejutkan: Lebih dari Sekadar Rambut Pirang
Transformasi Ariana menjadi Peaches tua ini jelas bukan sekadar ganti warna rambut seperti saat ia menjadi Glinda untuk film Wicked. Penggunaan makeup prostetik yang detail, mulai dari kerutan di wajah hingga tekstur kulit tangan yang menua, menunjukkan dedikasi luar biasa pada peran ini. Ini bukan lagi sekadar makeover, melainkan sebuah metamorfosis artistik yang kompleks dan meyakinkan.
Proses ini pastinya memakan waktu dan tenaga, melibatkan tim makeup effects profesional untuk menciptakan ilusi penuaan yang begitu realistis. Hasilnya? Ariana nyaris tak dikenali, namun ekspresi dan tatapan matanya tetap mampu menyampaikan emosi mendalam yang menjadi inti cerita. Sebuah bukti bahwa totalitasnya dalam seni peran dan musik tidak main-main, bahkan untuk sebuah film pendek pendamping album.
Meski tampil sebagai wanita lansia, sentuhan signature style Ariana seperti manicure rapi dan ponytail tetap ada. Mungkin ini cara halus untuk mengatakan bahwa seiring bertambahnya usia, beberapa bagian dari diri kita akan tetap bertahan? Atau sekadar easter egg untuk para Arianators? Apapun itu, detail ini menambah dimensi menarik pada karakter Peaches versi tua.
Karakter Peaches sendiri menjadi semacam alter ego atau representasi simbolis dalam narasi Eternal Sunshine. Ia adalah kendaraan bagi Ariana untuk mengeksplorasi tema-tema kompleks seperti memori, kehilangan, penyembuhan, dan penerimaan masa lalu. Kemunculannya kembali sebagai versi tua memperkuat gagasan tentang perjalanan waktu dan bagaimana kita berdamai dengan pengalaman hidup.
Brighter Days Inc.: Memori Indah dan Pahit dalam Satu Paket
Konsep "pemulihan memori tingkat lanjut" di Brighter Days Inc. menjadi inti plot film pendek ini. Peaches tidak hanya sekadar bernostalgia; ia secara aktif memilih untuk menyelami kembali momen-momen krusial dalam hidupnya. Deskripsi film yang menyebutkan kenangan “berharga sekaligus menyakitkan” menggarisbawahi dualitas pengalaman manusia, di mana kebahagiaan dan kepedihan seringkali berjalan beriringan.
Tema ini sangat relevan dengan album Eternal Sunshine itu sendiri, yang banyak terinspirasi dari film Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Film tersebut juga mengeksplorasi keinginan untuk menghapus memori menyakitkan, namun pada akhirnya mempertanyakan apakah melupakan adalah solusi terbaik. Brighter Days Ahead seolah menawarkan perspektif serupa melalui perjalanan Peaches.
Ariana menggunakan medium visual ini untuk memperdalam makna lagu-lagunya. Dalam film pendek tersebut, ia menyanyikan beberapa lagu dari album, menghubungkan lirik dengan adegan-adegan memori Peaches. Salah satu contohnya adalah lagu "Hampstead", yang secara eksplisit membahas hubungan masa lalunya dengan mantan suami Dalton Gomez dan hubungan barunya dengan Ethan Slater.
Visual yang menyertai lagu "Hampstead" digambarkan sebagai transformasi ala Frankenstein (Frankenstein-esque transformation), menunjukkan proses ‘pembedahan' atau rekonstruksi emosional yang mungkin menyakitkan namun perlu. Ini adalah penggambaran visual yang kuat untuk kompleksitas move on dan memulai lembaran baru, tema yang kental terasa di Eternal Sunshine.
Lebih Dalam dari Sekadar Musik: Narasi Visual Eternal Sunshine
Era Eternal Sunshine menandai langkah Ariana Grande dalam membangun narasi yang lebih kohesif antara musik dan visual. Film pendek Brighter Days Ahead, bersama dengan video musik seperti “We Can’t Be Friends (Wait for Your Love)”, berfungsi sebagai kepingan puzzle yang memperkaya pengalaman pendengar. Ini bukan lagi sekadar album, melainkan sebuah proyek multimedia yang imersif.
Melalui visual yang kuat dan penampilan akting yang meyakinkan (termasuk transformasi drastisnya), Ariana berhasil menyampaikan lapisan emosi dan makna yang mungkin sulit tertangkap hanya melalui audio. Film ini memberikan konteks tambahan pada lirik-liriknya, memungkinkan penggemar untuk terhubung lebih dalam dengan pesan yang ingin ia sampaikan tentang perjalanan personal, cinta, dan kehilangan.
Kenapa Peaches Memilih Mengingat Semuanya?
Pada akhirnya, tampaknya Peaches—dan mungkin juga Ariana—memilih untuk menerima dan menghargai semua kenangannya, baik yang indah maupun yang pahit. Alih-alih memilih untuk melupakan bagian-bagian sulit dari masa lalunya, ia tampaknya menemukan kedamaian dalam menerima keseluruhan cerita hidupnya. Sebuah pesan kuat tentang acceptance dan penyembuhan.
Film Brighter Days Ahead ditutup dengan kesan bahwa setiap pengalaman, seburuk apapun itu, membentuk kita menjadi diri kita saat ini. Menghargai seluruh spektrum memori adalah kunci untuk melangkah maju menuju ‘hari yang lebih cerah', sesuai dengan judul filmnya. Ini adalah kesimpulan yang thought-provoking dan meninggalkan kesan mendalam bagi penonton.
Transformasi Ariana Grande menjadi Peaches tua dalam Brighter Days Ahead lebih dari sekadar gimmick visual. Ini adalah manifestasi artistik dari tema sentral album Eternal Sunshine: perjalanan kompleks melalui memori, rasa sakit, dan akhirnya, penerimaan. Melalui penampilan yang berani dan narasi visual yang kuat, Ariana sekali lagi membuktikan dirinya sebagai seniman yang terus berevolusi dan tidak takut untuk mengeksplorasi kedalaman emosi manusia. Inilah bukti bahwa terkadang, melihat ke belakang adalah cara terbaik untuk menemukan jalan ke depan.