Siapa bilang pemilu harus selalu tegang dan kaku? Bawaslu Kota Semarang buktikan kalau Pilkada juga bisa dipantau sambil asyik dangdutan! Lewat acara Gelar Budaya yang digelar di halaman Balai Kota Semarang, Minggu (23/9/2024), masyarakat diajak terlibat langsung dalam pengawasan Pilkada 2024. Gimana caranya? Ya, lewat pendekatan seni dan budaya, salah satunya lewat panggung meriah bersama penyanyi dangdut hits, Jihan Audy!
Bukan main-main, Jihan Audy sukses bikin suasana makin semarak dengan membawakan lagu-lagu populernya seperti “Nemen” dan “Orang Yang Salah”. Penonton nggak cuma joget bareng, tapi juga berdesakan demi dapat foto bareng si penyanyi idola. Siapa sangka, ya, kampanye kesadaran pengawasan Pilkada bisa seasyik ini? Kalau kayak gini, pengawasan pemilu jadi terasa kayak pesta, bukan cuma kewajiban.
Ketua Bawaslu Kota Semarang, Arief Rahman, dengan penuh percaya diri menyatakan bahwa acara ini bukan sekadar hura-hura. Tujuannya jelas: bikin masyarakat sadar betapa pentingnya peran mereka dalam mengawasi Pilkada. Mungkin biasanya kita mikir, ngapain sih capek-capek ikut ngawasin? Tapi lewat acara ini, Arief berharap bisa menyentuh hati masyarakat supaya mau terlibat lebih dalam. “Keberagaman yang kita punya harus menambah kualitas dan integritas pelaksanaan Pemilu,” ujarnya sambil bersemangat.
Dengan mengangkat tema “Harmoni Pengawasan dalam Keberagaman”, acara ini memang sengaja dirancang untuk menonjolkan kekayaan budaya Kota Semarang. Harapannya, keberagaman yang ada bisa jadi kekuatan untuk menjaga Pilkada tetap damai, santun, dan tentunya berjalan dengan kualitas yang terjaga. Karena siapa sih yang nggak mau Pemilu yang adem dan lancar?
M Khadik, Plh Sekda Kota Semarang, juga nggak kalah antusias. Dia bilang pendekatan budaya dan seni yang dilakukan Bawaslu ini adalah langkah cerdas. Katanya, “Ini cara yang efektif untuk menjaga iklim kondusif di Semarang menjelang tahapan penting Pilkada.” Ya, siapa yang bisa nolak kalo pendekatannya lewat dangdutan, kan?
Apalagi tahapan penting Pilkada 2024 seperti penetapan calon, pengundian nomor urut, hingga kampanye udah semakin dekat. Semua pihak berharap kondisi di Semarang tetap kondusif, dan lewat seni budaya ini, harapan itu bisa tersampaikan dengan lebih mudah ke masyarakat. Bawaslu sih kayaknya udah nemu resep jitu: dangdutan sambil jaga integritas Pilkada!
Dengan gelar budaya ini, Bawaslu membuktikan kalau pengawasan pemilu nggak harus selalu serius, apalagi kaku. Pesan damai bisa tersampaikan dengan lebih efektif lewat cara-cara yang kreatif. Mungkin ke depannya, kita bakal liat lebih banyak kampanye Pilkada dengan pendekatan yang sama seru dan asyiknya. Karena siapa bilang Pilkada cuma buat politikus? Warga juga punya panggung, kok!