Bali siap menggandeng kembali Trans Metro Dewata (TMD), nih! Kabar baik buat kalian yang sering bolak-balik di Pulau Dewata. Setelah sempat ‘istirahat' karena masalah pendanaan awal tahun ini, bus publik kebanggaan Bali ini akhirnya akan kembali beroperasi, dan targetnya sih akhir April ini sudah bisa wara-wiri lagi. Siapa yang udah kangen naik TMD sambil lihat pemandangan Bali yang ciamik?
Tenang, ini bukan sekadar rumor. Pemerintah Provinsi Bali (Pemprov Bali) sudah ngebut mempersiapkan semuanya. Mulai dari tender operasional sampai penyesuaian rute, semuanya dalam proses akhir. Ini membuktikan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan layanan transportasi publik yang nyaman dan terjangkau bagi masyarakat.
Nah, sebelum TMD balik lagi, ada sedikit cerita nih tentang ‘perjalanan' bus ini. TMD sebenarnya sudah beroperasi sejak September 2020, dibiayai oleh dana subsidi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang dikenal dengan istilah Buy The Service (BTS). Biaya operasionalnya lumayan, sekitar Rp 90 miliar per tahun. Sayangnya, dana BTS ini akhirnya ‘kering' di awal tahun ini, sehingga TMD pun harus berhenti beroperasi sementara waktu.
Namun, jangan khawatir, karena Pemprov Bali dan pemerintah daerah lainnya sudah kompak mencari solusi. Gubernur Bali, Bapak I Wayan Koster, langsung turun tangan berkoordinasi dengan wali kota Denpasar dan bupati Badung, Gianyar, serta Tabanan. Alhasil, mereka sepakat untuk berbagi biaya operasional TMD.
Sebagai gantinya, dana operasional TMD sekarang akan ditanggung bersama oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali, Kota Denpasar, serta tiga kabupaten lainnya. Jadi, kalau sebelumnya semua ditanggung APBN, sekarang gotong royong nih! Pembagiannya gimana? Tenang, sudah diatur kok.
Pemprov Bali akan menyumbang 30% dari total biaya, sementara 70% sisanya akan ditanggung bersama oleh Badung, Denpasar, Gianyar, dan Tabanan. Adil, kan? Bahkan, Bapak Gubernur juga memastikan untuk membantu Tabanan karena PAD (Pendapatan Asli Daerah)-nya memang lebih kecil. Daerah yang lebih ‘kaya' seperti Badung dan Denpasar akan dapat porsi yang lebih besar, nih.
Beneran deh, kabar ini disambut baik oleh masyarakat Bali. Banyak yang menantikan kembalinya TMD karena dianggap sebagai transportasi publik yang praktis dan mengurangi kemacetan. Apalagi, TMD juga bisa menjadi alternatif transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Kembali Beroperasi: TMD Bangkit dari Keterpurukan
Proses persiapan untuk mengoperasikan kembali TMD memang tidak mudah. Pihak Dinas Perhubungan Bali terus berupaya untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Mereka sudah menghitung ulang kebutuhan, menata ulang sistem, dan memfinalisasi rute-rute yang akan dilalui oleh TMD.
Salah satu langkah penting adalah dengan mengkaji ulang dan menyesuaikan moda transportasi. TMD akan beralih dari Bus Rapid Transit (BRT) menjadi layanan bus reguler biasa. Perubahan ini diharapkan dapat memaksimalkan efisiensi dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, jumlah armada bus juga akan disesuaikan. Jika sebelumnya ada lebih dari 100 bus yang beroperasi, nantinya akan ada 76 bus yang siap melayani masyarakat. Penyesuaian ini diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan armada dan menyesuaikan dengan kebutuhan operasional.
Waktu beroperasi, rute, dan jumlah armada yang tepat adalah hal yang sangat penting. Beberapa penyesuaian ini diambil karena adanya pemangkasan anggaran dari pusat, yang ternyata juga berdampak besar pada rencana pengembangan transportasi publik di daerah-daerah lain di Indonesia.
Dana Terbatas, Inovasi Dijunjung Tinggi
Kabar kurang mengenakkan datang dari pusat. Kemenhub memutuskan untuk memangkas anggaran pengembangan transportasi publik daerah sebesar 60% di tahun ini, dari Rp 437 miliar menjadi hanya Rp 177 miliar saja. Pemangkasan anggaran ini, kabarnya, sebagai dampak dari efisiensi anggaran secara menyeluruh.
Namun, kekurangan dana ini tidak menyurutkan semangat Pemprov Bali untuk terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Inovasi dan efisiensi menjadi kunci utama. Dengan pembagian biaya dan penyesuaian operasional, diharapkan TMD tetap bisa memberikan layanan terbaik, meskipun dengan anggaran yang terbatas.
Pemprov Bali juga terus berupaya untuk memaksimalkan potensi pendapatan daerah. Ini semua demi memastikan keberlangsungan TMD dan layanan transportasi publik lainnya di masa mendatang. Pemerintah bertekad untuk mencari solusi terbaik dan memastikan keberlanjutan layanan publik yang esensial.
TMD: Lebih dari Sekedar Bus, Sebuah Simbol
Kembalinya TMD bukan hanya sekedar mengoperasikan kembali bus. Lebih dari itu, ini adalah simbol komitmen pemerintah daerah untuk memberikan layanan publik yang terbaik kepada masyarakat. Transportasi publik yang nyaman, terjangkau, dan ramah lingkungan adalah impian semua warga.
Dengan adanya TMD, diharapkan kemacetan di Bali bisa berkurang. Selain itu, warga juga akan punya alternatif transportasi yang bisa diandalkan, terutama mereka yang tidak punya kendaraan pribadi. TMD juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Bali.
Proyek TMD ini adalah contoh nyata bagaimana pemerintah daerah berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik, meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan anggaran. Ini adalah semangat untuk terus berinovasi dan memberikan solusi terbaik bagi masyarakat, bahkan di tengah situasi keuangan yang sulit.
Singkatnya, TMD kembali, Bali pun bergembira! Jangan lupa, stay tuned buat info terbaru mengenai jadwal operasional TMD. Siap-siap, ya, bulan depan kita naik TMD lagi!