Dark Mode Light Mode

AvatarOS Raises $7M Seed to Dominate Indonesian Market with AI Influencers

Oke, siap! Mari kita bedah topik menarik tentang digital avatar yang makin nge-hits di dunia teknologi. Jangan kaget kalau nanti kita bahas mulai dari metaverse sampai Lil Miquela, ya!

Dulu, waktu metaverse lagi hype abis, banyak banget startup yang fokus bikin avatar digital. Tapi, seperti yang kita tahu, hype-nya agak meredup. Untungnya, generative AI datang menyelamatkan! Sekarang, bikin identitas virtual jadi jauh lebih mudah. Banyak perusahaan yang mulai ngeksplorasi penggunaan avatar, mulai dari Zoom buat meeting, Glance buat fashion, Praktika buat belajar bahasa, TikTok buat iklan, bahkan Captions buat editing video. Keren banget, kan?

Tapi, ada satu nama yang cukup krusial dalam dunia avatar: Isaac Bratzel. Beliau adalah sosok di balik virtual influencer terkenal seperti Lil Miquela dan Amelia 2.0. Nah, menurut beliau, masih kurang nih avatar yang nggak cuma keren secara visual, tapi juga punya kepribadian yang unik dan personal. Dari situlah, ide AvatarOS muncul. Ya, avatar itu harus lebih dari sekadar gambar bergerak, harus juga punya soul, gitu deh.

Bratzel sendiri punya pengalaman panjang di dunia desain. Dia pernah kerja di IPSoft (Amelia 2.0), Brud (Lil Miquela), dan Dapper Labs. Setelah keluar dari Dapper Labs tahun 2022, Bratzel akhirnya mendirikan AvatarOS. Pengalaman dia di dunia virtual influencer ini yang jadi modal utama untuk membuat avatar yang lebih realistis dan berkarakter.

AvatarOS, baru saja mengumumkan pendanaan seed sebesar $7 juta yang dipimpin oleh M13. Pendanaan ini juga melibatkan Andreessen Horowitz Games Fund, HF0, Valia Ventures, dan Mento VC. Ini adalah langkah awal yang cukup menjanjikan buat AvatarOS. Tentu saja, pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan tim dan teknologi yang dimiliki.

Perusahaan ini, kini sedang dalam masa penjelajahan untuk menemukan "product-market fit". Bratzel sadar betul kalau keinginan konsumen itu nggak selalu sama dengan apa yang bisa kita tawarkan dari sisi teknologi. Jadi, mereka fokus untuk memahami kebutuhan pasar dulu sebelum mengembangkan produknya secara masif. Smart move, deh!

Latif Peracha dari M13 bilang, pendanaan ini adalah kesempatan buat mendukung founder dengan rekam jejak yang kuat di dunia avatar. Ini membuktikan kalau Bratzel punya kredibilitas yang nggak main-main di industri ini. Peracha bahkan mengaku sempat ngobrol dengan avatar Bratzel untuk lebih mengenal sang founder. Goks!

AvatarOS: Bukan Sekadar Avatar Biasa

AvatarOS sendiri berkomitmen untuk nggak cuma bikin avatar yang terlihat bagus, tapi juga memberikan nilai tambah. Mereka nggak mau terjebak dalam tren click-to-generate yang massal. Intinya, mereka pengen bikin avatar yang mewah dan eksklusif, bukan yang pasaran. Bayangin aja, kayak email spam, kalau gampang banget bikin konten, pasti isinya cuma sampah semua.

Bratzel menekankan, AvatarOS fokus pada avatar itu sendiri, bukan cuma pada teknologinya. Mereka pengen bangun avatar yang punya value jangka panjang, kayak Lil Miquela yang jadi entitas permanen. Ini beda banget sama kebanyakan solusi avatar lain yang cuma fokus pada satu proyek saja.

Saat ini, AvatarOS sedang dalam tahap onboarding pengguna beta dan memberikan akses ke beberapa avatar yang sudah ada. Mereka juga sedang mengembangkan API sederhana yang bisa digunakan klien untuk mengintegrasikan avatar dengan situs web mereka. Dengan API ini, klien bisa mengendalikan avatar dengan large language models (LLMs), mulai dari memberikan informasi sampai mengubah sudut kamera.

Diferensiasi Utama: Gerakan Avatar yang Realistis

Saat ini, AvatarOS fokus untuk membuat avatar premium dan kustom untuk klien. Ke depannya, mereka berencana untuk menyediakan lebih banyak alat untuk kreasi dan penyesuaian. Tapi, yang jadi pembeda utama AvatarOS adalah cara avatar bergerak. Hal ini bisa jadi nilai jual yang sangat baik.

"Manusia bergerak dengan cara yang unik," ujar Bratzel. "Hampir semua solusi avatar dapat membuat sesuatu yang mungkin terlihat seperti Anda tetapi bergerak secara generik. Pandangan kami adalah bahwa manusia tidak bergerak dengan cara yang sama, dan kami ingin menciptakan kembali hal itu." Ini berarti, avatar yang dihasilkan AvatarOS akan punya gerakan yang lebih realistis dan sesuai dengan kepribadiannya.

Pendanaan yang mereka dapatkan akan digunakan untuk mengembangkan tim serta membangun machine learning-based deformer. Fungsinya adalah untuk menciptakan gerakan avatar yang tampak hidup. Dengan teknologi ini, diharapkan avatar buatan AvatarOS bisa lebih interaktif dan punya daya tarik tersendiri bagi pengguna.

Masa Depan Avatar: Lebih dari Sekedar Tampilan

Intinya, AvatarOS nggak cuma mau bikin avatar yang keren secara visual. Mereka mau menciptakan avatar yang punya kepribadian, bisa berinteraksi, dan bahkan punya value jangka panjang. Ini adalah pendekatan yang berbeda dan berpotensi sangat menarik.

Dengan fokus pada personalisasi dan gerakan realistis, AvatarOS punya peluang besar untuk menjadi pemain utama di dunia avatar. Kita tunggu saja gebrakan-gebrakan selanjutnya dari mereka!

Masa depan digital avatar memang cerah. AvatarOS, dengan pendekatan uniknya, punya potensi besar untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital. Inovasi ini, jadi contoh menarik bagaimana teknologi bisa memperkaya pengalaman kita.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Intrepid, Studio di Balik Ashes of Creation, PHK 13 Karyawan Tanpa Penjelasan Jelas

Next Post

Counting Crows Umumkan Jadwal Tur 2025 Bersama The Gaslight Anthem: Pertanda Konser Spektakuler!