Autogate Keren Soekarno-Hatta: Selamatkan Indonesia dari Jasa Joki Paspor Palsu?
Bayangin, lagi asik scroll Instagram, muncul berita tiga orang Pakistan ketahuan pakai paspor palsu di Bandara Soekarno-Hatta. Bukan cuma paspor palsu biasa, tapi levelnya udah paspor Prancis. Kok bisa, ya? Dan, kenapa sih, kok sampai segitunya nyari jalan pintas buat ke Eropa? Mari kita bedah kasusnya, sambil sesekali nyinyir tipis-tipis.
Ternyata, sistem autogate canggih di bandara kita, yang biasanya cuma buat ngecek boarding pass, kali ini jadi pahlawan. Mesin itu menolak paspor tiga warga Pakistan yang mau masuk Indonesia. Mau nggak mau, petugas imigrasi jadi curiga, deh. Hasilnya? Paspor palsu terbongkar, dan rencana mereka langsung berantakan. Mungkin lagi mikir, "Duh, kok ketahuan, sih?".
Ketiga orang ini, dengan inisial SZR, TS, dan MZ, kabarnya mau menjadikan Indonesia sebagai tempat transit. Tujuan akhirnya, Eropa. Ya, namanya juga people pengen mencari peruntungan di negeri orang. Tapi, kok caranya curang, sih? Udah mah nggak effort, malah bikin repot.
Penasaran, kan, gimana caranya mereka bisa dapat paspor Prancis palsu itu? Konon, mereka beli dari warga negara Sri Lanka berinisial WJ lewat Facebook. Harganya? Cuma $1.000 per paspor. Ya ampun, murah banget buat harga "menghilangkan jejak". Mungkin jualannya lagi promo kali, ya?
Facebook: Jasa Pembuatan Paspor Palsu?
WJ, si penjual paspor palsu, ngasih tahu mereka untuk pakai paspor asli Pakistan waktu ke Thailand. Nah, pas nyampe Indonesia, baru deh pakai paspor Prancis palsu. Strategi yang cerdas, tapi sayang, ketahuan. Mungkin WJ kurang update sama teknologi, nih.
Mereka tiba di Terminal 3 Soekarno-Hatta tanggal 12 Februari 2025 dari Bangkok. Langsung deh, ngajuin visa on arrival (VoA) dan antre di imigrasi. Nah, pas scan paspor di autogate, eh, nggak bisa terus. Katanya sih, udah dicoba berkali-kali, tetap gagal. Mungkin autogate-nya lagi badmood, kali, ya? Atau, autogate-nya memang pintar.
Akibatnya, mereka diamankan deh. Penyelidikan awal nunjukkin kalau mereka beli paspor palsu dari WJ via Facebook, dengan harga $1.000 per paspor. Mereka pikir, pakai paspor Prancis, bakal lebih gampang masuk Eropa. Eh, malah masuk bui, deh.
Autogate: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?
Kepala Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta, menjelaskan kalau pelaku menggunakan paspor Prancis agar terlihat seperti warga negara Prancis. Tujuannya, biar lebih gampang masuk Prancis. Katanya, salah satu caranya adalah dengan mendapat cap imigrasi Indonesia dulu, seolah-olah mereka datang dari Indonesia. Hmm, pintar juga, ya, penipunya.
Ketiga pelaku kini dijerat Pasal 119 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Kalau terbukti bersalah, siap-siap deh, kena hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimal Rp500 juta. Mungkin bisa buat beli paspor asli, tuh.
Kasus ini, mau nggak mau, nunjukkin kalau sistem autogate di Indonesia emang penting banget. Apalagi buat ngecek dokumen palsu dan mencegah penyelundupan manusia. Siapa bilang teknologi itu cuma buat gaya-gayaan?
Efek Domino Penyelundupan Manusia: Negara Jadi Korban
Pemerintah terus berupaya memperketat keamanan bandara dan mencegah Indonesia jadi tempat transit penyelundupan manusia. Maklum, kalau nggak dicegah, bisa bahaya, nih. Selain merugikan negara, juga bisa merugikan banyak pihak.
Jadi, dari kasus ini, kita bisa ambil beberapa pelajaran. Pertama, jangan pernah meremehkan teknologi. Kedua, jangan pernah mencoba jalan pintas yang curang. Ketiga, kalau mau ke Eropa, ya, usaha yang benar, dong. Dan terakhir, hati-hati sama Facebook.
Semoga, dengan kejadian ini, keamanan bandara kita makin bagus lagi.