Dark Mode Light Mode
Penemuan Spesies Burung Baru di Indonesia: Implikasi Konservasi
Ashly Burch, bintang Horizon Zero Dawn, tanggapi AI Aloy kontroversial Sony dengan desakan perlindungan aktor: “Bayar kami adil, dan beritahu bagaimana kalian gunakan AI ini”
Bocoran Baterai dan Harga Samsung Galaxy S25 Edge: Rangkuman Pekan ke-11

Ashly Burch, bintang Horizon Zero Dawn, tanggapi AI Aloy kontroversial Sony dengan desakan perlindungan aktor: “Bayar kami adil, dan beritahu bagaimana kalian gunakan AI ini”

Jujur, waktu lihat trailer Aloy versi AI kemarin, rasanya campur aduk: kagum, ngeri, dan sedikit kasihan sama Mbak Ashly Burch, pengisi suara asli Aloy. Kok bisa sih, teknologi secanggih ini malah bikin deg-degan? Mari kita bedah masalah AI dalam dunia video game ini. Tenang, kita bahasnya santai tapi tetap smart.

Sebagai gamer zaman now, kita semua tahu kan, seberapa penting peran voice actor dan aktor motion capture (mocap) dalam menghidupkan karakter video game favorit kita? Mereka bukan cuma sekadar membaca script, tapi juga memberikan jiwa dan emosi ke dalam karakter. Bayangkan, tanpa mereka, game kesukaanmu mungkin cuma akan jadi tumpukan kode yang membosankan.

Nah, sekarang, Artificial Intelligence (AI) hadir dengan potensi yang luar biasa, termasuk membuat model karakter yang bisa berinteraksi. Tapi, di sisi lain, ada kekhawatiran serius tentang bagaimana AI ini akan memengaruhi para aktor dan aktris game. Apakah mereka akan tergantikan? Apakah karya mereka akan dihargai?

Perusahaan game besar, seperti Sony – yang menciptakan karakter Aloy, sudah mulai mencoba mengembangkan teknologi AI untuk keperluan game. Dilihat dari demo yang bocor, AI Aloy ini bisa menjawab pertanyaan, meskipun dengan ekspresi yang…hambar. Masalahnya, demo ini dibuat tanpa sepengetahuan dan persetujuan Mbak Ashly Burch. Jadilah kontroversi.

Ashly Burch sendiri, dalam video di Instagram-nya, mengungkapkan kekhawatirannya. Bukan hanya soal pekerjaannya, tapi lebih ke arah nasib seni performance dalam game. Ia khawatir, jika tidak ada perlindungan yang jelas, aktor dan aktris game bisa saja "dibuatkan" versi AI tanpa izin dan kompensasi yang layak.

Saat ini, serikat pekerja aktor (SAG-AFTRA) sedang melakukan pemogokan terkait hal ini. Mereka menuntut perlindungan yang lebih baik terhadap penggunaan AI yang tidak sah, termasuk hak untuk memberikan persetujuan, kompensasi yang adil, dan transparansi tentang bagaimana AI double mereka digunakan. Ini bukan cuma soal uang, guys.

Pemogokan SAG-AFTRA sebelumnya juga melibatkan isu serupa. Pengalaman buruk pernah dialami oleh Ashly Burch di masa lalu sewaktu dirinya berhalangan mengisi suara Chloe di Life is Strange: Before the Storm akibat pemogokan. Pengalaman ini membuktikan seberapa krusialnya perlindungan hak bagi pengisi suara.

AI dan Ancaman Bagi Aktor: Perang Batin di Industri Game

Kita semua setuju, kan, bahwa game nggak cuma sekadar hiburan, tapi juga karya seni? Nah, aktor yang menghidupkan karakter itu, ya, seniman di balik layar. Mereka memberikan nyawa ke dalam game yang kita cintai. Tapi, kehadiran AI ini seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, AI menawarkan potensi yang menarik. Di sisi lain, AI mengancam peran dan keberadaan aktor.

Perusahaan game, tentu saja, selalu tertarik dengan teknologi baru. Mereka ingin menciptakan pengalaman game yang lebih imersif dan interaktif. Namun, apakah kita harus mengorbankan hak-hak para aktor demi kemajuan teknologi? Pertanyaan ini yang sedang diperjuangkan oleh SAG-AFTRA.

Bayangkan, suatu hari nanti kamu main game, terus karakternya persis kayak idola kamu. Tapi, ternyata suaranya, ekspresinya, gerakannya, semua dihasilkan oleh AI yang… di-copy dari data idola kamu tanpa izin? Ini bukan cuma soal etika, tapi juga soal copyright dan hak asasi manusia.

Perlindungan Aktor: Lebih dari Sekadar Gaji, Tapi Juga Martabat

Perjuangan SAG-AFTRA bukan cuma soal gaji, tapi juga tentang martabat aktor dan aktris game. Mereka ingin memastikan bahwa karya mereka dihargai, bahwa mereka memiliki kendali atas penampilan mereka, dan bahwa mereka dilindungi dari eksploitasi teknologi. Ini adalah perjuangan untuk masa depan industri game.

Negosiasi antara SAG-AFTRA dan perusahaan game memang rumit. Perusahaan kerap menawarkan solusi yang dianggap masih punya celah, yang bisa dimanfaatkan untuk menyalahgunakan AI. Hal inilah yang membuat pemogokan harus terus berlanjut. Perjuangan ini penting untuk kelangsungan hidup aktor dan aktris di industri game.

Data menunjukkan bahwa tanpa perlindungan yang jelas, aktor game bisa menjadi sangat rentan terhadap eksploitasi AI. Tanpa izin, tanpa kompensasi yang layak – bahkan, tanpa pengakuan atas kerja keras mereka. Sad but true.

Horizon Zero Dawn dan Ironi AI: Sebuah Peringatan

Uniknya, ada ironi tak terduga dalam kasus ini. Gamer pun seolah mengingatkan, “Guys, kalian tahu kan Horizon Zero Dawn itu ceritanya tentang apa? Tentang bahaya teknologi yang tak terkendali!”. Seru, kan, kalau dipikir-pikir?

Meskipun ada kekhawatiran tentang AI, beberapa ahli, seperti sutradara mocap untuk Resident Evil dan The Witcher 3 Steve Kniebihly, tetap optimis bahwa AI tidak akan menggantikan aktor sepenuhnya. Namun, tetap saja, kekhawatiran ini menjadi perhatian utama para aktor.

Perlu diingat, impact terbesar dari teknologi ini adalah saat kinerja aktor dipakai tanpa izin. Kalau kita kalah dalam perjuangan ini, kita bisa kehilangan semua perlindungan. Bayangkan betapa sedihnya.

Sebagai penutup, mari kita dukung perjuangan para aktor dan aktris game. Mereka adalah bagian penting dari dunia gaming. Mereka adalah seniman yang memberikan nyawa pada karakter yang kita cintai. Tanpa mereka, game hanyalah sekumpulan kode yang mati. Mari kita bangun industri game yang lebih adil dan berkelanjutan, di mana teknologi dan seni bisa berjalan beriringan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Penemuan Spesies Burung Baru di Indonesia: Implikasi Konservasi

Next Post

Bocoran Baterai dan Harga Samsung Galaxy S25 Edge: Rangkuman Pekan ke-11