Generasi Z dan Milenial, Bersiaplah! Apple Mau "Sensor" Usia di Media Sosial
Dunia maya sebentar lagi akan berubah. Apple, si raksasa teknologi dengan logo apel tergigit itu, mau pasang badan untuk mengawasi umur penggunanya di media sosial. Kabar ini tentu saja menghebohkan, terutama bagi kita, generasi Z dan milenial yang hidupnya tak bisa lepas dari scrolling konten di Instagram atau TikTok. Tapi, apakah ini pertanda baik atau justru awal dari dunia digital yang semakin terkontrol?
Selamat Tinggal Kebebasan? Apple dan Rencana Sensor Umur
Apple berencana meluncurkan sistem baru yang disebut "declared age range API" untuk iPhone dan iPad. Singkatnya, sistem ini akan memberi tahu aplikasi media sosial, seperti TikTok dan Instagram, kisaran umur penggunanya. Dengan begitu, konten yang ditampilkan bisa disesuaikan dengan usia. Jadi, kalau kamu masih di bawah 16 tahun, siap-siap saja nggak bisa lihat konten-konten yang dianggap "berbahaya" atau "tidak pantas".
Orang tua akan punya kontrol penuh atas informasi usia anak mereka di perangkat Apple. Nggak perlu khawatir data tanggal lahir anakmu bocor ke mana-mana, karena Apple memastikan data ini tetap rahasia. Perubahan lain yang tak kalah penting adalah perubahan rating usia aplikasi di App Store. Dari yang sebelumnya cuma 12+ dan 17+, sekarang jadi 4+, 13+, 16+, dan 18+. Artinya, konten yang dianggap "keras" akan lebih mudah disaring.
Apakah Ini Solusi atau Justru Pembatasan?
Tentu saja, ada banyak pertanyaan yang muncul. Apakah ini solusi untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial, atau justru bentuk pembatasan kebebasan berekspresi? Sebenarnya, pemerintah Australia sudah lebih dulu "menyerang" masalah ini . Pemerintah setempat punya aturan ketat soal penggunaan media sosial bagi anak di bawah 16 tahun. Aturan ini mewajibkan platform media sosial untuk memastikan usia penggunanya. Sekarang muncul Apple yang menggencarkan pengawasan, dan akhirnya juga berdampak untuk negara lain.
Sejauh ini, Meta (induk Facebook dan Instagram) dan TikTok sempat meminta pemerintah yang harus bertanggung jawab soal masalah ini. Tapi, pemerintah Australia akhirnya memutuskan kalau tanggung jawab ada pada perusahaan media sosial. Dengan adanya sistem dari Apple ini, setidaknya ada sedikit harapan, tapi tetap keputusan akhir ada di tangan pemerintah.
Dampak Nyata: Konten Dipilih-Pilih dan Hilangnya Privasi?
Kalau sistem ini benar-benar diterapkan, beberapa hal bisa dipastikan. Pertama, konten yang kamu lihat di media sosial akan semakin terpilih. Nggak semua hal bisa diakses, apalagi kalau kamu masih di bawah umur. Kedua, kemungkinan privasi kamu sebagai pengguna akan semakin berkurang. Mau nggak mau, kamu harus memberikan informasi usia yang akurat.
Tapi, ada juga sisi positifnya. Anak-anak dan remaja mungkin akan lebih aman dari konten-konten yang berbahaya. Mereka juga bisa lebih fokus pada hal-hal positif, seperti belajar atau nge-explore hobi. Konten-konten negatif nggak akan mudah ditemui, sehingga lebih aman untuk kesehatan mental.
Langkah Google dan Masa Depan Dunia Maya
Google ternyata nggak mau ketinggalan. Mereka juga sedang mengembangkan sistem serupa, berbasis machine learning, untuk memperkirakan usia pengguna. Sistem ini akan diuji coba di Amerika Serikat tahun ini, kalau sukses bakal diperluas ke negara lain. Keduanya juga akan berkolaborasi dengan orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka.
Jadi, bagaimana masa depan dunia maya? Apakah kita akan punya dunia digital yang lebih aman tapi juga lebih terkontrol? Atau, justru sebaliknya, kebebasan berekspresi terancam? Jawabannya masih belum pasti. Tapi, satu hal yang jelas, perubahan ini akan berdampak besar bagi kita semua, terutama generasi Z dan milenial. Mungkin kita akan semakin banyak menghabiskan waktu di dunia nyata, nggak cuma di dunia maya. Menarik untuk dilihat bukan?