Ada sebuah tempat di Tembalang yang, kalau diceritakan, bukan hanya sekadar kafe. Anak Panah Kopi (APK) adalah rumah bagi mereka yang mencari lebih dari sekadar kopi. Ia menjadi tempat orang-orang menemukan teman baru, menciptakan kenangan, dan mengatasi badai kehidupan—semua itu dengan secangkir kopi di tangan.
Namun, seperti halnya babak dalam sebuah cerita, tempat ini akan tutup pada Senin 6 Januari 2025. APK Tembalang akan berhenti, tapi jejaknya di cerita orang tidak akan pernah benar-benar hilang.
Lebih dari Sekadar Kopi
Anak Panah Kopi bukan kafe pertama di Tembalang. Tapi, bagi saya, ia adalah yang pertama membuka pintu ke dunia luar. Di sinilah saya belajar berbicara dengan orang-orang yang tidak saya kenal. Di sinilah saya, yang dulunya canggung di tengah keramaian, perlahan belajar bersosialisasi.
Dari pencahayaan hangat hingga nuansa industrial yang modern, APK punya atmosfer yang sulit ditiru. Semuanya terasa pas: tenang, nyaman, tapi tetap hidup. Tidak peduli apakah kamu datang untuk memulihkan diri dari patah hati, mencari inspirasi untuk skripsi, atau sekadar melarikan diri dari rutinitas, APK punya tempat untuk itu semua.
Rumah bagi Kenangan dan Pertemuan
Di APK, kopi hanyalah sebuah alasan. Alasan yang sebenarnya ya untuk bertemu, berbicara, atau sekadar berbagi keheningan. Banyak pelanggan menyebutnya sebagai tempat di mana mereka belajar tentang kehidupan. Barista di sini bukan hanya penyaji kopi; mereka adalah teman, pendengar, bahkan terkadang penasihat tidak resmi.
Cerita-cerita yang tumbuh di tempat ini begitu beragam. Ada yang datang untuk belajar, ada yang berkenalan dengan orang baru, bahkan ada yang menemukan cinta. Tempat ini juga menjadi saksi tumbuhnya banyak orang: dari yang masih canggung menghadapi dunia, hingga akhirnya menjadi seseorang yang percaya diri.
Bahkan, di sudut meja-meja yang tenang, sering kali terlihat kelompok mahasiswa Undip yang asyik berdiskusi, bercanda, atau sekadar melewati malam bersama ketimbang di kosan yang sepi. APK bukan hanya kafe; ia adalah basecamp bagi banyak cerita, drama, dan pelajaran hidup.
Bagi saya, APK adalah tempat yang tidak hanya menerima keberadaan saya, tetapi juga “memberi”. APK Tembalang memberikan ruang untuk berbagi cerita, dukungan, dan bahkan nasihat. Ini adalah satu-satunya kafe di mana hubungan antara barista dan pelanggan terasa begitu dekat. Mereka tidak hanya menyajikan kopi, tetapi juga teman yang ramah, pendengar yang baik, dan terkadang, pemberi solusi untuk masalah yang bahkan tidak mereka pahami sepenuhnya.
Saya tidak bisa tidak menyebut bahwa Tujuhcahaya—platform gagasan yang menjadi rumah untuk konten dan refleksi—lahir di sini. Waktu pembentukan ulang Tujuhcahaya, dengan segala perenungan dan diskusi intens, diinisiasi di sudut smoking room APK Tembalang.
Di sini pula ide-ide tentang konten dan organisasi Tujuhcahaya dibentuk. Dari obrolan santai sambil menyeruput kopi, hingga diskusi serius yang melibatkan coretan di iPad milik si Rachel, semuanya terjadi di tengah suasana APK yang hangat. Sekali lagi, APK Tembalang bukan hanya tempat untuk menikmati kopi; ia menjadi tempat di mana gagasan besar menemukan awalnya.
Anak Panah Kopi Maling Susu: Rasa yang Akan Dirindukan
Bagi saya, tidak ada yang bisa mengalahkan Anak Panah Kopi Maling Susu. Ini adalah kopi susu signature APK yang entah bagaimana, memiliki kekuatan untuk membuat hari buruk terasa lebih ringan. Sehari tanpa Maling Susu, rasanya ada yang kurang. Minuman ini bukan hanya menu, tetapi juga simbol keakraban APK dengan para pelanggannya.
Bahkan, seperti namanya, kopi ini benar-benar “maling” dalam artian yang positif. Ia tidak hanya mencuri rasa di lidah, tetapi juga mencuri hati banyak pelanggannya. Ada sesuatu yang berbeda di dalamnya—entah itu racikan khasnya, keseimbangan rasa manis dan pahitnya, atau mungkin juga karena suasana tempat di mana kopi ini disajikan. Ia punya cara untuk membuat siapa pun yang mencobanya merasa seperti menemukan teman lama: nyaman, hangat, dan selalu ingin kembali.
Kadang, kamu datang ke APK dengan niat mencoba menu lain, tapi entah bagaimana, Maling Susu selalu berhasil mengubah pikiranmu. Ada semacam daya tarik tak kasat mata yang membuatmu terus memesan menu ini lagi dan lagi. Bagi banyak pelanggan setia, Maling Susu bukan hanya minuman, tetapi juga ritual.
Kopi Maling Susu ini rasanya pas di semua situasi: pagi yang dingin, sore yang malas, atau malam yang panjang. Minuman ini seolah-olah tahu kapan kamu butuh sesuatu untuk membuat hidup terasa lebih ringan. Setidaknya hal ini yang saya rasakan.
Membangun Tembalang, Menjadi Tujuan
Tembalang dulunya hanyalah area yang dikenal sebagai kawasan mahasiswa. Tidak ada yang benar-benar istimewa di sini—hanya kosan, warung makan murah, dan jalanan yang sepi. Tapi kehadiran APK Tembalang mengubah itu semua.
APK menjadi pionir yang memperkenalkan Tembalang sebagai destinasi kopi, tempat orang-orang dari berbagai latar belakang datang untuk sekadar melepas penat atau mencari inspirasi. Dari hanya kafe biasa, ia menjadi salah satu alasan kenapa Tembalang kini tidak pernah benar-benar tidur.
Tidak hanya memberi ruang fisik, APK juga memberi semangat komunitas. Di sini, orang-orang saling mendukung, saling belajar, dan saling bertumbuh. APK menjadi bukti bahwa sebuah tempat bisa mengubah lingkungan sekitarnya menjadi lebih hidup dan penuh warna.
Tidak salah kalau sekarang daerah ini mendapat julukan Tembalang Pesona Asia, setidaknya dari kami, pelanggan setia APK yang sering overproud terhadap wilayah ini. Bahkan, ada yang bercanda menyebut daerah ini sebagai Wisata Asam Lambung. Bagaimana tidak? Dengan deretan kafe yang tak ada habisnya, siapapun yang punya kebiasaan ngopi tiap malam pasti harus siap dengan perut yang penuh risiko. Tapi inilah ciri khas Tembalang yang kini sulit ditemukan di tempat lain.
Akhir yang Datang Terlalu Cepat
Ketika kabar tentang penutupan ini tersebar, banyak yang terkejut. Meski rumor ini sudah lama beredar, tetap saja sulit diterima. Bagi pelanggan setia, APK bukan hanya tempat ngopi. Ia adalah ruang untuk pulang, untuk merasa diterima, dan untuk sejenak melupakan keruwetan hidup.
Bukan hanya pelanggan yang kehilangan. Barista, yang tumbuh bersama APK, juga pasti merasakan hal yang sama. Di sini mereka tidak hanya belajar tentang kopi, tetapi juga tentang menghadapi dunia luar, tentang pekerjaan, dan tentang arti komunitas. Bahkan bagi sebagian dari mereka, APK Tembalang bukan hanya tempat kerja, tapi juga rumah kedua.
Pesan Terakhir untuk APK
Semoga penutupan ini menjadi pengingat bahwa APK tidak pernah hanya tentang bisnis. Ia adalah tentang orang-orang, cerita-cerita, dan momen-momen kecil yang membuat hidup terasa lebih berarti.
APK memang bukan satu-satunya kafe di Tembalang, tapi pengaruhnya begitu besar. Kehadirannya memicu tumbuhnya industri kopi lokal, membangkitkan kawasan yang dulu sepi menjadi ramai. Ia tidak hanya menghidupkan ekonomi, tetapi juga menciptakan ruang sosial yang penting bagi generasi muda di Tembalang.
Terima kasih, Anak Panah Kopi Tembalang, untuk segala tawa, obrolan, dan kehangatan yang pernah diberikan. Tempat ini mungkin akan tutup, tapi ingatan tentangnya akan terus hidup. Di hati pelanggan, di cerita para barista, dan di setiap sudut Tembalang.
Selamat jalan, Anak Panah Kopi Tembalang.