Membaca Buku Digital: Apakah Kita Hanya Menyewa, Bukan Memiliki?
Kita semua punya kebiasaan aneh, kan? Mungkin kamu suka stalking mantan di media sosial, atau terlalu sering memeriksa notifikasi ponsel. Tapi, pernahkah kamu merenungkan betapa absurd-nya kita membeli buku digital, tapi seolah tidak benar-benar memilikinya? Amazon, raksasa e-commerce, punya kabar yang bikin kita garuk-garuk kepala: mulai Februari 2025, mereka akan menghapus fitur yang memungkinkanmu mengunduh buku yang sudah dibeli dan mentransfernya ke Kindle via USB.
Ini bukan berita besar untuk semua orang. Kebanyakan pembaca Kindle mungkin lebih suka mengirim buku langsung ke perangkat mereka via Wi-Fi. Tapi, bagi sebagian orang, terutama yang suka memiliki salinan fisik (walau dalam bentuk digital), fitur ini sangat berguna. Bayangkan kamu sedang di tempat yang tidak ada koneksi internet, atau ingin mengamankan buku-buku digitalmu sebagai backup. Nah, fitur ini adalah penyelamat.
Hilangnya Hak Milik Digital: Benarkah Kita Pemilik?
Alasan hilangnya fitur unduh ini cukup menggelitik rasa penasaran. Buku-buku yang kamu beli hanya akan tersedia di perangkat yang terkoneksi dengan internet. Fitur unduh, yang memungkinkan kamu memiliki salinan lokal, adalah cara yang paling nyaman, karena memungkinkanmu untuk melakukan konversi ke format lain, membuatnya kompatibel dengan e-reader merek lain.
Ada sedikit rasa tidak aman jika kamu hanya mengandalkan satu platform saja. Amazon punya sejarah (walau tidak sering) menghapus buku dari toko mereka, bahkan menghapusnya dari Kindle pengguna tanpa pemberitahuan. Ingat kasus Nineteen Eighty-Four dan Animal Farm-nya George Orwell? Atau bagaimana mereka mengedit dan mengunggah ulang buku-buku Roald Dahl, termasuk Charlie and the Chocolate Factory, dengan perubahan bahasa? Ini menjadi pengingat pahit bahwa kamu tidak benar-benar memiliki konten digital yang kamu beli.
Membaca di Luar Ekosistem Amazon: Mimpi yang Semakin Jauh?
Fitur unduh ini juga sangat penting kalau kamu ingin membaca buku Amazon di e-reader lain, misalnya Kobo. Buku yang diunduh dari situs Amazon biasanya dalam format AZW3 yang lebih mudah untuk diubah ke format lain, misalnya EPUB. Format EPUB ini bisa dibaca di berbagai e-reader, membuka akses ke dunia membaca yang lebih luas.
Model Kindle lawas pun menggunakan format AZW3. Kamu bisa menyambungkannya ke komputer dengan kabel USB untuk mengambil bukumu. Tapi, Kindle modern menggunakan format KFX, yang lebih canggih dan lebih sulit untuk dimanipulasi. DRM-nya hampir mustahil untuk ditembus. Artinya, kamu semakin terkurung dalam ekosistem Amazon.
Dampak Praktis: Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Fitur unduh ini sebenarnya warisan dari era di mana Kindle belum punya Wi-Fi. Dulu, orang menggunakannya untuk memindahkan buku ke e-reader mereka. Di situs Amazon, kamu bisa mengaksesnya melalui "Content Library". Pilih buku yang ingin diunduh, klik "More actions", lalu "Download & transfer via USB".
Tetapi, mulai tahun depan, opsi "Download & Transfer via USB" akan hilang. Kamu masih bisa mengirim buku ke perangkat Kindle via Wi-Fi dengan memilih "Deliver or Remove from Device". Jadi, kalau tidak ada koneksi internet, ya, sudah…
Setelah fitur ini hilang, kamu masih bisa memindahkan file buku dan dokumen lain ke Kindle via USB, misalnya menggunakan aplikasi Amazon, atau aplikasi pihak ketiga seperti Calibre. Tapi, kamu tidak bisa lagi mengunduh salinan buku yang sudah kamu beli.
Mungkin ada beberapa alasan mengapa Amazon mengambil langkah ini. Mereka ingin mempermudah pengalaman pengguna (dengan mengandalkan Wi-Fi). Atau mungkin, mereka ingin lebih mengontrol apa yang kita baca. Kita tidak tahu pasti, karena The Verge sudah mencoba menghubungi Amazon untuk meminta komentar, tapi belum ada tanggapan.
Ke mana arah digitalisasi buku ini? Akankah kita terus membayar untuk sesuatu yang pada akhirnya kita hanya sewa, bukan miliki? Atau, akankah ada perlawanan dari konsumen yang menginginkan kebebasan lebih dalam membaca? Waktu yang akan menjawabnya, ya.