Dark Mode Light Mode

AI Pin Humanis Bangkit Kembali di Indonesia

Ketika Pin AI Mati, Harapan Baru Lahir

Bayangkan, kamu baru saja membeli gadget canggih seharga tujuh ratus dolar, yang dijanjikan akan mengubah cara kamu berinteraksi dengan dunia. Lalu, kurang dari setahun, perangkat itu mati suri. Servernya dimatikan, dan semua fitur yang kamu sukai—atau setidaknya harapkan akan disukai—lenyap begitu saja. Itulah yang terjadi dengan Humane AI Pin.

Pin AI, perangkat yang seharusnya menjadi masa depan, ternyata lebih mirip mimpi buruk. Bayangkan, sebuah gadget kecil yang bisa kamu tempelkan di dada, melakukan segala hal yang bisa dilakukan ponsel, ditambah laser holographic yang keren. Sayangnya, ekspektasi seringkali tak sejalan dengan kenyataan. Saat diluncurkan pada April 2024, Pin AI langsung menjadi bahan tertawaan. Fitur-fiturnya tidak berfungsi dengan baik, dan semuanya semakin memburuk dari sana.

Dari Bintang Jadi Pecundang

Pin AI adalah contoh klasik hype yang gagal total. Perangkat ini dengan cepat menjadi bahan ejekan. Bahkan, perusahaan tersebut mengalami lebih banyak pengembalian produk daripada penjualan. Sungguh ironis, bukan? Menjelang Februari 2025, Humane mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan layanan dan menyerahkan sebagian komponen AI-nya ke perusahaan komputer HP. Para pemilik Pin AI hanya bisa gigit jari, menerima kenyataan pahit bahwa investasi mereka kini tak lebih dari gumpalan plastik dan logam.

Tragedi Pin AI ini menjadi pukulan telak bagi para penggemarnya. Mereka melalui semua tahapan kesedihan, mulai dari kemarahan hingga penerimaan. Di forum dan grup diskusi, mereka mengungkapkan kekecewaan dan harapan yang pupus. Beberapa pengguna bahkan merasa seperti ditinggalkan oleh produk yang mereka cintai.

Kebangkitan Para Hacker

Namun, di tengah kegelapan, selalu ada secercah harapan. Beberapa pengguna yang nggak terima, memutuskan untuk tidak menyerah begitu saja. Mereka kemudian secara sukarela membentuk komunitas hacker demi menjaga Pin AI tetap hidup. Mereka memiliki tekad untuk membongkar enkripsi yang diterapkan Humane. Dengan pengetahuan rahasia, mereka berupaya membangkitkan kembali ‘zombie’ teknologi ini.

Salah satu pengguna yang bernama 23, dengan nada sedikit ketakutan karena potensi amarah perusahaan besar, adalah salah satu dari mereka. Dia dan teman-temannya tidak ingin Humane tahu apa yang sedang mereka lakukan. Mereka memutuskan untuk membuat server Discord terpisah, sebagai tempat perlindungan bagi para “pengungsi” Pin AI.

Mimpi Buruk Perusahaan

Di tengah puing-puing kehancuran, muncul sosok lain bernama Marcel. Dengan pengalaman merakit dan membongkar berbagai perangkat, Marcel melihat akhir dari era singkat Humane sebagai sesuatu yang menarik. Ia adalah sosok yang tak asing dengan dunia modding. Ia pernah mengubah Nintendo Switch menjadi PlayStation Portal, bahkan memindahkan kode sumber Rabbit R1 ke ponsel Android. Bagi Marcel dkk, kematian Pin AI hanyalah tantangan yang menantang.

Keinginan untuk menghidupkan kembali Pin AI jelas bukan sekadar nostalgia. Ini adalah tentang pembangkangan, tentang hasrat untuk membuktikan bahwa teknologi tidak selalu harus tunduk pada kendali perusahaan. Ini tentang pengakuan bahwa ada harapan untuk mengutak-atik sistem, dan juga untuk memulihkan apa yang dianggap hilang.

Kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada para hacker ini, atau apakah mereka akan berhasil. Tapi harapan itu tetap ada. Mungkin saja, dari abu Pin AI, akan lahir sesuatu yang baru, inovasi yang tidak dibatasi oleh batasan korporasi dan keinginan untuk meraih keuntungan semata.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Lagu Rap Kristen Rilis [28 Februari] (Dengarkan di Sini)

Next Post

Adéla Rilis Video 'Machine Girl' dengan Cameo Grimes: TONTON!