Dark Mode Light Mode

AI Kesulitan Membaca Jam, Dampaknya Nyata

AI: Pintar Bikin Gambar, Tapi Baca Jam?

Siapa yang nyangka, di era di mana Artificial Intelligence (AI) bisa menghasilkan gambar yang sangat realistis, menulis novel, bahkan mengerjakan PR, ternyata masih kesulitan dengan hal yang sangat mendasar: membaca waktu. Penelitian terbaru dari University of Edinburgh mengungkap sisi gelap kecerdasan buatan yang selama ini kita agung-agungkan. Penasaran kan, bagaimana bisa teknologi canggih ini gagal di tugas sederhana?

Bayangkan, AI yang katanya bisa memprediksi struktur protein, ternyata takluk pada jarum jam dan kalender. Penelitian difokuskan pada multimodal large language models (MLLMs). Ini adalah jenis AI yang bisa menginterpretasikan dan menghasilkan berbagai jenis media, seperti gambar dan teks. Penelitiannya sendiri akan dipublikasikan April mendatang, tapi sudah bisa diakses lewat preprint server arXiv.

Para peneliti menguji kemampuan tujuh MLLMs terkenal. Mereka menguji model GPT-4o, GPT-o1 dari OpenAI, Gemini 2.0 dari Google DeepMind, Claude 3.5 Sonnet dari Anthropic dan lain-lainnya, yang ditargetkan untuk memahami informasi berbasis visual. Dengan kata lain, AI-AI canggih ini diberi tantangan untuk menyelesaikan pertanyaan berkaitan dengan waktu.

Tes yang diujikan terbagi dua. Pertama, AI diberi gambar jam analog dengan berbagai variasi (angka Romawi, warna dial berbeda, bahkan tanpa jarum detik). Pertanyaan yang diajukan simpel, "Jam berapa yang ditunjukkan di gambar?". Kedua, mereka diberikan gambar kalender selama 10 tahun.

Untuk kalender, pertanyaannya bervariasi, mulai dari yang mudah seperti "Hari apa Tahun Baru?", hingga yang lebih rumit seperti "Tanggal berapa 153 hari dalam setahun?". Tujuan utama dari tes ini adalah untuk melihat bagaimana AI mengolah informasi visual dan logika sederhana untuk menjawab pertanyaan tentang waktu.

Tentu saja, cognitive step yang diperlukan cukup kompleks bagi mesin. AI perlu mengenali posisi jarum jam, memahami tata letak kalender, dan melakukan perhitungan numerik sederhana. Misalnya, menentukan selisih hari atau mengidentifikasi urutan tanggal. Inilah yang menjadi tantangan utama bagi sistem AI tersebut.

Secara mengejutkan, hasil tesnya kurang memuaskan. AI hanya mampu membaca waktu pada jam analog dengan akurasi kurang dari 25%. Mereka kesulitan dengan jam berangka Romawi hingga jam yang tidak punya jarum detik. Sepertinya, masalahnya terletak pada kemampuan mereka untuk mendeteksi jarum dan menafsirkan sudut pada permukaan jam.

AI dan Kemampuan Membaca Jam: Antara Harapan dan Kenyataan

Hasilnya cukup mencengangkan, mengingat teknologi AI sudah sangat berkembang. Dari tujuh model yang diuji, Gemini 2.0 dari Google mencatat skor tertinggi dalam tes membaca jam. Sementara itu, GPT-o1 menunjukkan performa terbaik dalam tugas membaca kalender, mencatat akurasi 80%. Tapi tunggu dulu!

Bahkan dengan angka 80%, masih ada error 20%. Artinya, AI yang dianggap paling jago dalam membaca kalender, masih sering salah. Bayangkan, AI yang seharusnya bisa membantu kita mengatur jadwal, malah membuat kita terlambat karena salah membaca kalender.

Mengapa AI Kesulitan dengan Waktu?

Permasalahan ini sebenarnya cukup kompleks. Rohit Saxena, salah satu peneliti dari University of Edinburgh menjelaskan, “Kemampuan membaca jam dan menggunakan kalender adalah keterampilan yang sudah dimiliki manusia sejak usia dini. Penemuan kami menyoroti kesenjangan signifikan dalam kemampuan AI untuk melakukan apa yang sebenarnya merupakan keterampilan dasar bagi manusia.”

Penelitian ini menunjukkan bahwa AI masih memiliki kekurangan dalam pemahaman konteks visual. Meskipun AI bisa mengenali objek, mereka kesulitan menghubungkannya dengan konsep waktu. Ini menunjukkan bahwa AI memang belum sepenuhnya mampu melakukan reasoning tentang waktu.

Dampak Nyata di Dunia Nyata

Kegagalan AI dalam memahami konsep waktu ini memiliki konsekuensi yang nyata. Bayangkan, scheduling otomatis yang salah, sistem otomatis yang tidak melakukan tugas sesuai waktu, dan teknologi assistive yang tidak berfungsi dengan benar. Semua itu bisa terjadi jika AI tidak mampu membaca jam dan kalender dengan baik.

Pemahaman waktu yang buruk ini bisa menghambat integrasi AI dalam aplikasi yang berhubungan dengan waktu. Jadwal yang kacau? Kereta yang terlambat? AI sepertinya belum siap untuk itu. So, kalau butuh informasi waktu yang akurat, jangan terlalu mengandalkan AI, ya.

Solusi dan Prediksi untuk Masa Depan

Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti menekankan perlunya perbaikan dalam berbagai aspek. Pengembangan software yang lebih baik, training dataset yang lebih beragam, dan penyertaan kemampuan reasoning temporal yang lebih canggih. Perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak agar AI bisa menjadi lebih cerdas dalam memahami waktu.

Kita perlu lebih banyak penelitian dan pengembangan untuk mengatasi kesenjangan ini. Dengan begitu, AI akan lebih handal dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan waktu. Kita berharap di masa depan, AI tidak hanya bisa membuat gambar yang fotorealistik, tapi juga bisa membacakan waktu dengan tepat.

Kesimpulan: Jangan Andalkan AI untuk Ketepatan Waktu!

Jadi, apa yang bisa kita simpulkan? AI memang hebat dalam banyak hal, tapi jangan harap mereka bisa diandalkan untuk urusan ketepatan waktu. Mereka masih perlu banyak belajar dari kita, manusia. Jadi, tetap lihat jam tangan dan kalendermu sendiri ya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Steam Bagikan 4 Game Gratis Lagi, Klaim dan Miliki Selamanya!

Next Post

Kanye West Rilis Lagu Diduga Gandeng Diddy: Implikasi Muncul