Ketika legenda musik rock bersatu, hasilnya bisa jadi fenomenal, dan itulah yang terjadi ketika sosok-sosok seperti Adrian Smith dari Iron Maiden, terinspirasi Bruce Dickinson. Bayangkan, dua musisi heavy metal kelas dunia ini, bukan hanya rekan kerja, tapi juga sahabat yang sering menghabiskan waktu di pub sambil main biliar setelah latihan. Hasilnya? Lagu-lagu ikonik yang masih kita dengarkan hingga hari ini.
Adrian Smith, gitaris dan vokalis yang legendaris dari Iron Maiden, baru-baru ini berbagi cerita menarik tentang kolaborasinya dengan Bruce Dickinson. Kisah ini bukan hanya tentang musik, tapi persahabatan, pembelajaran, dan pengalaman seru di dunia musik, lebih dari sekadar riff gitar dan teriakan vokal khas. Smith adalah sosok yang rendah hati.
Cerita berawal ketika Smith sedang sibuk dengan proyeknya, PSYCHO MOTEL. Di tengah kesulitan, Bruce Dickinson meneleponnya, merekomendasikan materi yang ditulis bersama Roy Z di Los Angeles. Smith terkesan dengan lagu-lagu yang diperdengarkan kepadanya, dan akhirnya terbang ke LA untuk terlibat dalam proyek tersebut. Inilah kisah di balik lagu-lagu legendaris dari kolaborasi mereka.
Pengalaman ini membuka wawasan Smith tentang drop-D tuning, teknik tuning gitar yang digunakan untuk mendapatkan suara yang lebih berat. Roy Z, seorang gitaris virtuoso, memperkenalkan Smith pada teknik ini. Smith mengaku banyak belajar dari Roy Z, tidak hanya dalam hal teknis, tetapi juga dalam pendekatan terhadap musik itu sendiri. Belajar dari orang lain memang selalu seru.
Kolaborasi Smith dan Dickinson tidak hanya menghasilkan musik berkualitas, tetapi juga persahabatan yang erat. Mereka mulai menulis lagu bersama setelah latihan, karena mereka tidak memiliki kegiatan lain selain bermain bersama. Smith, yang jarang menulis lirik, terinspirasi oleh Dickinson yang selalu membawa buku lirik. Sungguh kombinasi yang sempurna!
Kisah di Balik "Accident of Birth" dan "The Chemical Wedding": Kejutan Manis di Akhir '90-an
Proses kreatif mereka cukup unik. Smith sering memberikan ide musik, bahkan menghasilkan melodi atau judul lagu, sementara Dickinson melengkapinya dengan lirik. Kolaborasi mereka menghasilkan dua album solo Dickinson yang fenomenal: "Accident Of Birth" dan "The Chemical Wedding". Kedua album ini menjadi bukti betapa hebatnya kolaborasi dua pikiran brilian ini.
Ketertarikan Smith pada project ini bukan hanya karena kualitas musiknya, tapi juga karena adanya pengalaman baru dan tantangan yang menyegarkan. Smith tidak hanya terpacu oleh ide Dickinson. Ia juga mulai mengagumi cara Roy Z berkarya. Pengalaman ini membuktikan bahwa belajar dari orang lain adalah kunci untuk terus berkembang dalam bermusik.
Pada saat itu, dunia musik sedang didominasi oleh grunge, dan tantangan untuk tampil beda semakin besar. Meskipun demikian, Smith tetap berusaha untuk menghasilkan musik berkualitas. Dengan bantuan semangat, ia menemukan celah baru pada genre musik yang ia geluti.
Royalitas Pertama: E-Type Jag dan Kisah Kocak
Smith, seperti umumnya musisi rock, akhirnya mendapatkan royalty pertamanya. Namun, alih-alih membeli barang mewah seperti gitar edisi terbatas, dia memilih membeli mobil klasik, Jaguar E-Type. Sayangnya, mobil tersebut ternyata lebih bermasalah daripada yang ia duga.
Ekspektasi Smith terhadap Jaguar E-Type rupanya tidak sesuai dengan kenyataan. Mobil tersebut seringkali mogok dan membutuhkan perawatan khusus. Pengalaman pertama Smith dengan harta karun pertamanya ini memberinya pelajaran berharga tentang dunia otomotif. Ini adalah kisah lucu dari seorang legenda musik, sesuatu yang membuktikan bahwa kekayaan adalah anugerah yang berpotensi rumit.
Nasihat untuk Musisi Muda: Tetaplah Berkreasi dan Jangan Takut Gagal
Ketika ditanya tentang nasihat untuk musisi muda, Smith memberikan saran yang bijak: Nikmati prosesnya. Ia menekankan pentingnya mencintai musik apa adanya, tanpa terlalu memikirkan kesuksesan instan. Menurutnya, jalan menuju kesuksesan tidak mudah, dan banyak musisi yang harus menyerah di tengah jalan.
Smith sendiri, sebelum bergabung dengan Iron Maiden, menghabiskan waktu bertahun-tahun bermain musik di berbagai tempat. Dia tidak punya banyak uang, tetapi dia sangat bahagia. Smith juga menekankan pentingnya persahabatan dalam bermusik. Jangan lupa dengan teman-teman seperjuangan.
Pesan penting lainnya adalah untuk tetap menjaga pilihan lain, jangan hanya fokus pada satu jalur. Ini adalah nasihat bagus, karena dunia musik sangat dinamis dan tidak bisa ditebak. Jangan pernah menaruh semua telur dalam satu keranjang.
SMITH/KOTZEN: Kolaborasi Terkini, Album Kedua Rilis 4 April
Selain kolaborasinya dengan Dickinson, Smith juga aktif dengan proyek lainnya. Album kedua SMITH/KOTZEN, yaitu "Black Light/White Noise", akan dirilis pada 4 April mendatang. Album ini menampilkan kolaborasi dengan Richie Kotzen, dengan komposisi gitar dan vokal. Ini akan menunjukkan pengembangan karakter musik Adrian Smith.
Album ini diproduseri oleh Jay Ruston, musisi dan produser yang sudah tidak asing lagi di dunia musik. Kolaborasi Smith dan Kotzen diharapkan akan menghasilkan karya musik yang berkualitas. Kami berharap album ini bisa sesukses album sebelumnya, atau bahkan lebih baik.
Sebagai kesimpulan, perjalanan karier Adrian Smith adalah cerminan dari dedikasi, persahabatan, dan semangat pantang menyerah. Kisah-kisah ini tidak hanya menginspirasi musisi lainnya, tetapi juga para penggemar musik di seluruh dunia. Ia membuktikan bahwa kesuksesan sejati adalah tentang menikmati perjalanan, belajar dari pengalaman, dan selalu berusaha untuk menciptakan karya terbaik.