8 Lagu Metallica yang Hampir Sempurna (Versi Kontributor)
Metallica, siapa yang tak kenal? Riff-riff legendaris, lirik-lirik penuh makna, dan performa panggung yang membara telah mengukir nama mereka dalam sejarah musik heavy metal. Tapi, di balik semua pujian itu, ada satu hal yang seringkali terlupakan: Metallica itu underrated. Mereka nggak cuma jago main metal keras, tapi juga punya keberanian untuk bereksperimen dengan berbagai genre.
1. Kesempurnaan Thrash Metal Sejak Awal: "Creeping Death"
"Creeping Death," dari album Ride the Lightning (1984), adalah puncak dari karya thrash metal awal Metallica. Intro yang menggelegar, riff-riff yang menggila, dan energi khas yang terinspirasi dari tema Mesir kuno menjadikan lagu ini savage banget. Jangan lupakan chant "Die!" yang selalu bikin penonton konser ikut bernyanyi.
2. Kolaborasi Orkestra yang Memukau: "No Leaf Clover"
Siapa bilang metal nggak bisa berkolaborasi dengan musik klasik? Buktinya, S&M (1999) karya Metallica bersama komposer Michael Kamen menghasilkan karya yang sensasional. "No Leaf Clover," salah satu dari dua lagu orisinal dalam album ini, adalah anthem metal yang monumental. Mulai dari intro yang megah hingga chorus yang penuh emosi, lagu ini menjadi highlight dari kolaborasi tersebut.
3. Kosmik Horor yang Mencekam: "The Thing That Should Not Be"
Ambil napas dalam-dalam, karena "The Thing That Should Not Be", dari album Master of Puppets (1986), akan menghadirkan suasana kosmik horor yang bikin bulu kuduk merinding. Lagu ini, dengan intro yang misterius dan riff utama yang megah, berhasil membuktikan kebolehan Metallica dalam menciptakan atmosfer yang gelap dan mencekam. Jangan lupakan solo gitar ikonik dari Kirk Hammett.
4. Lagu Terbaik dalam Sejarah Musik Heavy?: "One"
Siapa yang setuju kalau "One," dari album …And Justice for All (1988), adalah salah satu lagu terbaik dalam sejarah musik heavy? Lagu ini adalah sebuah epik perang yang dimulai dengan melodi gitar yang sederhana namun muram. Visualisasi yang dihadirjan dalam video klipnya juga sangat kuat, membahas tentang kematian dan isolasi saat perang.
5. Kekuatan Arena: "Wherever I May Roam"
"Wherever I May Roam," dari album Metallica (1991), adalah Metallica di puncak kejayaan mereka sebagai band yang menguasai arena. Riff yang terinspirasi dari musik Timur, energi yang membara, dan kepercayaan diri yang melimpah menjadikan lagu ini sempurna untuk menemani perjalanan keliling dunia mereka. Lagu ini adalah ode untuk kehidupan seorang musisi yang sedang tur.
6. Thrash Metal Modern yang Membara: "Moth Into Flame"
Setelah sekian lama, Metallica kembali membuktikan bahwa mereka masih jago dalam menulis lagu thrash metal berkualitas dunia. "Moth Into Flame," dari album Hardwired…to Self-Destruct (2016), adalah bukti nyata. Lagu ini menghadirkan kembali energi yang membara, vokal call-and-response yang ikonik, serta riff yang brutal.
7. Sisi Gelap yang Tersembunyi: "Bleeding Me"
Jangan salah, album Load dan Reload itu underrated. "Bleeding Me," dari album Load (1996), menangkap sisi gelap dan misterius dari era tersebut. Vokal James Hetfield yang garang, suasana yang mencekam, dan intensitas yang terus meningkat membuat lagu ini menjadi salah satu karya terbaik Metallica yang seringkali terlupakan.
8. Anthem Awal yang Abadi: "Seek and Destroy"
Kembali ke masa kejayaan Metallica, "Seek and Destroy," dari album Kill ‘Em All (1983), adalah contoh sempurna bagaimana Metallica memulai karier mereka dengan sangat kuat. Riff ikonik, melodi vokal yang catchy, dan chorus yang membara, menjadikan lagu ini sebagai anthem yang abadi.
Terlepas dari selera pribadi, daftar ini menunjukkan bahwa Metallica memiliki skill dalam menulis lagu yang hebat, dari thrash metal yang cepat hingga karya eksperimental yang kompleks. Mereka membuktikan bahwa mereka bukan hanya sekadar band heavy metal, tetapi lebih dari itu. Jadi, selamat menikmati musik mereka!