Dark Mode Light Mode

7 Momen Penentu dalam Sejarah Xbox

Percaya atau tidak, Microsoft akan segera meniup lilin ke-50! Sebuah pencapaian luar biasa bagi raksasa teknologi asal Redmond ini. Momen ini tentu membuat banyak orang, termasuk kami, jadi sedikit nostalgia, mengenang suka duka perjalanan panjang perusahaan ini. Rasanya seperti melihat highlight reel kehidupan, tapi versi korporat dengan lebih banyak coding dan sedikit drama percintaan (semoga). Perjalanan ini penuh dengan inovasi, beberapa blunder kocak, dan tentu saja, momen-momen yang mengubah dunia teknologi selamanya.

Salah satu ‘anak emas' Microsoft yang paling dikenal tentu saja adalah Xbox. Brand gaming ini lahir dari pengumuman konsol baru di awal milenium dan terus berjaya hingga kini. Dengan sistem modern yang powerful, layanan populer, dan berbagai inisiatif keren, Xbox telah tumbuh menjadi pilar penting bagi bisnis Microsoft. Melihat betapa jauhnya perjalanan Xbox, rasanya pas untuk sedikit bernostalgia dengan momen-momen paling ikonik dalam sejarahnya.

Dimulai dari sebuah ide ambisius untuk menantang dominasi pemain lama di industri konsol, Microsoft berani mengambil langkah besar. Mereka melihat potensi pasar game yang terus berkembang dan memutuskan untuk tidak hanya menjadi penonton. Dengan sumber daya dan keahlian teknologi yang dimiliki, Microsoft siap bertarung di arena baru yang penuh tantangan, membuktikan bahwa mereka bukan hanya jagoan di dunia software.

Keputusan ini menandai babak baru bagi Microsoft, memperluas cakupan bisnis mereka dari sistem operasi dan aplikasi perkantoran ke ranah hiburan interaktif. Visi mereka jelas: menciptakan ekosistem gaming yang terintegrasi, kuat, dan menarik bagi jutaan gamer di seluruh dunia. Langkah ini penuh risiko, namun terbukti menjadi salah satu pertaruhan terbaik mereka.

Perjalanan Xbox tidak selalu mulus, tentu saja. Ada tanjakan terjal dan tikungan tajam, momen-momen di mana strategi harus diubah dan inovasi harus dipacu. Namun, semangat untuk terus berkembang dan memberikan pengalaman terbaik bagi para gamer tidak pernah padam. Semangat inilah yang membawa Xbox melewati berbagai era persaingan konsol yang ketat.

Dari konsol pertama yang bongsor hingga desain ramping Series X|S saat ini, evolusi Xbox adalah cerminan dari perkembangan industri game itu sendiri. Setiap generasi membawa terobosan baru, fitur-fitur yang memanjakan gamer, dan tentu saja, game-game legendaris yang tak terlupakan. Kisah Xbox adalah kisah tentang adaptasi, inovasi, dan keberanian untuk terus mendefinisikan ulang masa depan gaming.

Tanpa basa-basi lagi, mari kita simak beberapa momen paling ikonik, berkesan, dan berpengaruh dalam sejarah Xbox yang tidak hanya mengejutkan industri, tetapi juga membawa fitur dan peluang berharga bagi para penggemar, serta mengubah dunia gaming untuk selamanya. Bersiaplah untuk dosis nostalgia dan sedikit kekaguman!

Reveal Xbox: Panggung Epic Bill Gates dan The Rock

Tentu saja kita mulai dari awal, momen kelahiran sang legenda. Setelah Microsoft mengumumkan rencananya membuat konsol baru pada tahun 2000, mantan CEO dan co-founder Bill Gates secara epic memperkenalkan sistem Xbox orisinal di ajang Consumer Electronics Show (CES) Januari 2001. Pengumuman ini dinanti-nanti, menandai masuknya raksasa software ke perangkat keras gaming. Suasana penuh antisipasi, semua mata tertuju pada apa yang akan diungkap Microsoft.

Dan dia tidak sendirian! Di tengah presentasinya, muncul sosok tak terduga: Dwayne "The Rock" Johnson, yang saat itu masih berjaya di arena gulat WWF (sekarang WWE). Kehadirannya membawa energi berbeda ke panggung teknologi yang biasanya kaku. Interaksi antara Gates sang tech mogul dan The Rock sang entertainer menjadi pemandangan unik yang sulit dilupakan, sebuah crossover yang tak terbayangkan sebelumnya.

"Xbox adalah segalanya tentang The Rock: cutting edge, powerful, menggembirakan," ujar Johnson dengan karisma khasnya. "Dan seperti The Rock di dunia sports entertainment, Xbox akan menjadi gebrakan di industri video game: sebuah terobosan, dan pastinya, sebuah orisinalitas." Momen ini menunjukkan ambisi Microsoft untuk membuat Xbox lebih dari sekadar mesin game, tapi juga fenomena budaya pop.

Halo: Combat Evolved – Bukan Sekadar Game, Tapi Revolusi

Kemampuan Xbox memang mengungguli pesaing seperti PlayStation 2, tapi keunggulan itu butuh game pembuktian. Microsoft butuh judul kuat saat peluncuran, dan game itu adalah Halo: Combat Evolved. Sebuah first-person shooter (FPS) dari Bungie, studio yang saat itu dikenal lewat seri Marathon. Halo menjadi jawaban Microsoft untuk pertanyaan, "Mengapa harus membeli Xbox?"

Dirilis bersamaan dengan Xbox pada 15 November 2001, Halo langsung menuai pujian kritis dan komersial, berdiri tegak sebagai salah satu shooter paling revolusioner dalam sejarah gaming. Dengan desain level open-ended yang membawa genre ini keluar dari koridor monoton, batasan dua senjata yang mendorong keputusan strategis, skema kontrol intuitif ramah controller, dan AI musuh canggih yang masih relevan hingga kini, Halo memelopori pasar shooter di konsol dan menjadi killer app bagi Xbox.

Halo terus menjadi bagian krusial dari brand Xbox selama bertahun-tahun. Halo 2 (2004) melambungkan popularitas layanan multiplayer online Xbox Live, sementara Halo 3 dan Halo: Reach meraih sukses besar di konsol penerusnya, Xbox 360. Meskipun perannya mungkin sedikit berkurang hari ini, Halo akan selalu dikenang sebagai franchise andalan yang mendefinisikan identitas awal Xbox. Master Chief, reporting for duty!

Xbox Live: Pionir Multiplayer Online di Konsol

Tepat setahun setelah peluncuran eksplosif Xbox dengan Halo: Combat Evolved, Microsoft memperkenalkan Xbox Live – sebuah jaringan multiplayer yang membawa fungsionalitas online ke konsol. Meskipun bukan upaya pertama (Sega dan Nintendo pernah mencoba sebelumnya), Xbox Live-lah yang menjadi cetak biru bagi jaringan online yang kita nikmati hari ini. Ini adalah langkah berani yang mengubah cara gamer berinteraksi.

Berbeda dengan pengalaman multiplayer konsol sebelumnya yang dikelola per game, Xbox Live memelopori ide jaringan terpadu yang digunakan semua game. Fitur seperti gamertag permanen dan daftar teman berbasis akun memudahkan gamer untuk berkumpul dan bermain bersama. Dukungan penuh untuk voice chat, bahkan dengan headset yang disertakan dalam paket pembelian konsol, menjadi standar baru komunikasi antar gamer. Trash talk pun naik level.

Xbox Live memberikan keunggulan signifikan bagi Microsoft atas para pesaingnya. Xbox kokoh memimpin di ranah gaming online berkat fungsionalitas jaringan dan judul-judul besar seperti Rainbow Six 3 dan tentu saja, Halo 2. Meskipun kini dikenal sebagai "Xbox network," esensi Live tetap menjadi jantung ekosistem Xbox selama lebih dari 20 tahun.

Backwards Compatibility: Main Game Lama di Konsol Baru? Bisa!

Kita lompat ke tahun 2015, masa ketika reputasi Xbox sedang berusaha bangkit setelah peluncuran Xbox One (2013) yang kurang mulus. Konsol baru ini lebih mahal dari PlayStation 4 karena sensor Kinect yang disertakan, namun performanya justru di bawahnya. Microsoft akhirnya melepas Kinect untuk menurunkan harga dan mulai memperkenalkan fitur-fitur impresif untuk merebut kembali hati gamer.

Salah satu fitur paling signifikan dan penting adalah Xbox One Backwards Compatibility. Fungsi ini, pertama kali diumumkan oleh Phil Spencer di E3 2015, memungkinkan gamer memainkan ratusan game populer dari Xbox 360 di Xbox One melalui emulasi. Seiring waktu, lebih banyak game ditambahkan, bahkan judul-judul dari konsol Xbox orisinal pun ikut serta. Ini adalah ‘surat cinta' untuk para gamer setia.

Program backwards compatibility ini terus berkembang dan didukung penuh di Xbox Series X|S. Artinya, dengan konsol keluaran 2020, kita bisa memainkan game dari empat generasi sebelumnya! Dibandingkan platform lain yang seringkali tidak mendukung fitur ini atau meminta bayaran untuk memainkan game lama yang sudah kita miliki, Xbox tampil menonjol sebagai platform yang sangat ramah gamer. Koleksi game digitalmu jadi investasi jangka panjang, kan keren?

Xbox Game Pass: ‘Netflix' untuk Game yang Mengubah Segalanya

Tidak mungkin membahas momen penting Xbox tanpa menyebut Xbox Game Pass, komponen inti bisnis gaming Microsoft dalam dekade terakhir. Diluncurkan awal Juni 2017 (sudah delapan tahun? Cepat sekali!), layanan bergaya buffet ini menawarkan akses ke ratusan game Xbox One dan Xbox 360 (via backwards compatibility) hanya dengan $10 per bulan. Termasuk game eksklusif besar seperti Halo 5: Guardians.

Seiring waktu, daftar game Xbox Game Pass dan programnya sendiri berkembang pesat. Microsoft berkomitmen merilis semua game first-party baru di Game Pass pada hari pertama, dimulai dengan Sea of Thieves (2018). Kemudian muncul Xbox Game Pass Ultimate ($15, kini sekitar $20 setelah penyesuaian) yang menggabungkan Xbox Live Gold (sekarang Game Pass Core) dan PC Game Pass, plus akses ke Xbox Cloud Gaming. Satu harga untuk semua kebutuhan gaming-mu.

Pertanyaan soal profitabilitas dan keberlanjutan tentu muncul, meskipun Phil Spencer pernah menyatakan ini "sepenuhnya berkelanjutan." Aaron Greenberg dari Microsoft Games Marketing menyebut Game Pass bukan "penghasil keuntungan besar" secara langsung, melainkan strategi jangka panjang untuk menarik pelanggan baru. Dengan 34 juta pelanggan pada tahun 2024 (termasuk anggota Core), tak dapat disangkal Game Pass telah menjadi raksasa layanan langganan game.

Xbox Adaptive Controller: Gaming untuk Semua

Setahun setelah peluncuran Game Pass, datang momen mengharukan lainnya: pengenalan Xbox Adaptive Controller pada tahun 2018. Ini adalah controller aksesibilitas yang sangat dapat disesuaikan untuk konsol Xbox modern dan PC Windows. Peluncuran perangkat ini merupakan langkah maju yang besar dalam komitmen Microsoft untuk membuat gaming lebih mudah diakses oleh semua orang, sebuah inisiatif yang patut diacungi jempol.

Dengan dua tombol besar yang dapat diprogram dan 19 jack 3.5mm di bagian belakang, controller ini memungkinkan pengguna menghubungkan berbagai macam perangkat input yang ramah aksesibilitas. Sifat modularnya memungkinkan pembuatan setup yang secara signifikan mengurangi dampak berbagai jenis disabilitas. Namanya benar-benar mencerminkan fungsinya: adaptif terhadap kebutuhan penggunanya.

Xbox Adaptive Controller adalah perangkat fantastis yang terus digunakan secara luas dan telah menginspirasi perangkat keras aksesibilitas lainnya, seperti Access controller untuk PS5 dan Proteus controller yang dirancang Microsoft bersama Byowave. Microsoft juga baru-baru ini merilis Xbox Adaptive Joystick, memperluas pilihan bagi gamer dengan kebutuhan khusus. Ini bukti nyata bahwa gaming is for everyone.

Akuisisi Activision Blizzard: Langkah Raksasa di Industri Game

Rasanya kurang afdal jika tidak menutup daftar ini dengan akuisisi monumental Activision Blizzard King (ABK) oleh Microsoft. Merger senilai $69 miliar ini akhirnya tuntas pada Oktober 2023 setelah melalui pengawasan ketat selama 20 bulan dari badan regulator di seluruh dunia. Akuisisi ini memberikan Microsoft kepemilikan atas beberapa franchise game terbesar dalam sejarah, termasuk Call of Duty, World of Warcraft, Diablo, dan Candy Crush. Wow, just wow!

Banyak game lama dan baru dari ABK mulai masuk ke Game Pass pasca kesepakatan, seperti Diablo 4, dan yang terbaru, Call of Duty: Black Ops 6 yang akan hadir di hari pertama rilis. Selain itu, Microsoft kini punya opsi untuk membuat game baru dari Activision Blizzard eksklusif untuk Xbox dan PC, meskipun sejauh ini mereka masih memilih menjualnya di PlayStation demi profit maksimal, seperti yang terjadi pada Call of Duty. Strategi yang bikin penasaran.

Merger ini juga dilihat sebagai hal positif bagi para pekerja di Activision Blizzard, terutama setelah kontroversi mengenai budaya kerja "frat boy" di sana. Harapannya, di bawah kepemimpinan Microsoft, budaya perusahaan menjadi lebih sehat. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa Microsoft juga menghadapi sorotan karena gelombang PHK besar yang terjadi di divisi gaming-nya dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di tim ABK. Dampak jangka panjang akuisisi ini masih akan terus kita pantau.

Dari sebuah pertaruhan ambisius di awal milenium, Xbox telah bertransformasi menjadi pemain utama yang disegani di industri gaming global. Perjalanan panjang ini dipenuhi inovasi berani seperti Xbox Live, komitmen pada gamer melalui Backwards Compatibility dan Game Pass, serta kepedulian inklusif lewat Adaptive Controller, hingga langkah strategis raksasa seperti akuisisi ABK. Xbox membuktikan bahwa adaptasi dan fokus pada komunitas adalah kunci sukses jangka panjang. Masa depan gaming terus ditulis, dan Xbox jelas memegang pena yang penting dalam narasi tersebut.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Begini Jadinya Wajah Ariana Grande Saat Tua

Next Post

Perjalanan Rollercoaster Big Dawgs Menuju Puncak Kesuksesan