Mungkin kamu pahlawan di dunia nyata, tapi di game, kadang kamu cuma penonton drama yang menyebalkan. Pernah nggak sih kamu pengen teriak ke layar, "Tolong! Jangan mati dong!" Tapi, ya sudahlah, namanya juga scripted event…
Dalam dunia game, keahlian menyelamatkan orang adalah kemampuan paling mutakhir, meskipun skill ini sering kali dikaburkan oleh aksi baku tembak dan ledakan. Banyak gamer yang rela mempertaruhkan nyawa demi melindungi karakter favorit mereka, bahkan kalau harus mengorbankan progress game. Tapi ya, namanya juga hidup (dan mati dalam game), nggak semua bisa diselamatkan.
Beberapa game memberikan pemain kendali penuh terhadap nasib karakter, sehingga kita bisa menentukan siapa yang hidup dan mati. Sensasi menyelamatkan nyawa karakter yang kita sayangi itu, chef’s kiss. Tapi kenyataannya, banyak juga game yang menyajikan skenario di mana kita nggak punya pilihan lain selain menyaksikan karakter mati di depan mata.
Artikel ini akan membahas beberapa game yang memaksa kita untuk menerima kenyataan pahit tersebut. Siap-siap ya, karena spoiler alert besar-besaran akan bertebaran. Intinya, beberapa karakter yang seharusnya bisa kita tolong, malah harus meregang nyawa tanpa ampun. Sakit tapi tidak berdarah, istilahnya.
Perlu diingat, kita akan membahas scripted event yang nggak bisa diubah. Nggak ada secret ending, nggak ada jalan pintas, nggak ada opsi penebusan dosa. Mereka, dengan segala potensinya, ditakdirkan untuk mati, dan kita sebagai pemain nggak bisa berbuat apa-apa. Sedihnya, kadang kita merasa nggak adil banget.
Mari kita mulai perjalanan pahit ini. Jangan lupa siapkan tisu, siapa tahu mata kamu tiba-tiba berkaca-kaca. Tapi tenang, artikel ini juga dibumbui sedikit humor kok, biar nggak terlalu mellow.
Nasib Evelyn Parker di Cyberpunk 2077: Lebih Buruk dari Kematian
Salah satu contoh paling menyakitkan adalah nasib Evelyn Parker di Cyberpunk 2077. Di dunia Night City yang kejam, kematian sudah menjadi santapan sehari-hari. Tapi kematian Evelyn, dibanding nasib rekan-rekan V yang lain, terasa lebih bisa dicegah – meskipun kenyataannya tidak.
Evelyn adalah seorang doll yang kita temui di awal game. Perannya seakan-akan penting banget, terutama saat dia sedang berupaya merencanakan perampokan di Arasaka Towers. Setelah semuanya berantakan, Evelyn mengalami nasib yang lebih buruk dari kematian: dia dijadikan objek penyiksaan dalam tayangan BD.
Kamu dan Judy akhirnya berusaha menyelamatkannya, tapi kerusakan yang dialaminya sudah terlalu parah. Akhirnya, Evelyn memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Keputusan ini memang sangat bisa dimengerti mengingat semua penderitaan yang ia alami. Trauma is real, guys.
Yang bikin nyesek adalah nggak adanya opsi untuk membantunya mengatasi trauma tersebut. Meskipun V bisa mencegah kematian beberapa karakter lain, mulai dari Takemura hingga Songbird, bahkan menyelamatkan nyawa V-nya sendiri di beberapa ending, kematian Evelyn sudah menjadi keputusan final dari developer. Itu menandakan betapa berat beban hidup yang dijalani Evelyn, dan betapa putus asanya dunia Cyberpunk.
Kenapa Kita Tidak Bisa Menyelamatkan Evelyn?
Pertanyaannya, kenapa sih kita nggak bisa ngubah nasib Evelyn? Jawabannya, kemungkinan besar karena gameplay dan narasi. Kematiannya menjadi pemicu penting dalam alur cerita, mendorong kejadian-kejadian lain.
- Membentuk Narasi: Kematiannya memperkuat tema utama game tentang kegelapan industri entertainment dewasa, dampak teknologi, dan betapa kejamnya dunia Night City.
- Membangun Karakter: Tanggapan Judy terhadap kematian Evelyn membantu membangun karakternya.
- Pengalaman Pemain: Rasanya jauh lebih berdampak ketika melihat karakter yang kita pedulikan mati, dibandingkan dengan aksi selamat-menyelamatkan tanpa konsekuensi.
Pengaruh Terhadap Pemain: Empati dan Kehilangan
Sebagai pemain, kita merasa kehilangan sosok yang seharusnya bisa diselamatkan. Game seperti ini, yang menampilkan skenario "tak terhindarkan" ini, mendorong kita untuk berempati pada karakter dan merasakan dampak dari dunia game yang kejam.
Kita jadi merenung, “Apakah kita benar-benar berdaya di dunia yang kejam ini, atau cuma pion dalam permainan orang lain?” Pertanyaan yang berat, tapi bagus untuk direnungkan sambil menikmati kopi dan cemilan.
Kematian yang Tak Terelakkan vs. Opsi Pilihan
Di Cyberpunk 2077, ada banyak sekali keputusan penting yang berdampak pada nasib karakter. Kamu bisa memilih siapa yang hidup atau mati, siapa yang akan menjadi teman dan siapa yang akan menjadi musuh. Tapi kematian Evelyn adalah salah satu pengecualian yang menyakitkan. Coba deh bandingkan dengan pilihan untuk menyelamatkan Takemura.
Perbedaan antara pilihan yang kita miliki dan kematian yang sudah ditentukan menunjukkan bagaimana developer ingin menyampaikan cerita, bahkan melalui batasan yang mereka buat. Kadang, batasan itu justru yang membuat ceritanya lebih kuat.
Kesimpulan: Belajar dari Kematian Virtual
Pada akhirnya, Cyberpunk 2077 dan kematian Evelyn mengingatkan kita bahwa dalam hidup (dan game), beberapa hal memang nggak bisa kita ubah. Kita nggak selalu bisa menyelamatkan semua orang, dan kadang kita cuma bisa menerima kenyataan yang nggak menyenangkan.
Tapi, dari pengalaman bermain game ini, kita bisa belajar untuk lebih menghargai hidup, lebih berempati pada orang lain, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik, bahkan kalau hasilnya nggak selalu sesuai harapan. Setidaknya, kita sudah berusaha, kan?